Sejak 2016, Laba BNI Tumbuh Melambat dan Kredit Macet Berkurang

Kamis, 24 Januari 2019 02:28 WIB

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membuka 28 booth khusus pelayanan transaksi perbankan, termasuk penukaran valuta asing (money changer) bagi para atlet, officials, dan pengunjung Asian Games 2018.

TEMPO.CO, Jakarta - Laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali tumbuh melambat. Sepanjang tahun 2018, BNI hanya mencatatkan laba sebesar Rp 15,02 triliun atau tumbuh 10,3 persen year-on-year (yoy) dari tahun 2017 yang sebesar Rp 13,6 triliun.

Baca juga: 2018, Laba Bersih BNI Tumbuh Melambat

Pertumbuhan laba 10,3 persen ini lebih rendah dua kali lipat dibandingkan 2017. Saat itu, pertumbuhan laba bersih akhir tahun tercatat Rp 13,6 triliun, tumbuh 20,1 persen dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 11,34 triliun. ""Tahun 2018 bukan tahun yang mudah," Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo dalam jumpa pers di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.

Anggoro mengatakan kondisi ekonomi global seperti kenaikan suku bunga Amerika Serikat, perang dagang Amerika Cina, dan volatilitas harga komoditas menjadi penyebab laba tahun 2018 tumbuh melambat. "Harus dilihat juga kondisi makronya," kata dia.

Dengan demikian, dua kali sudah laba bersih BNI tumbuh melambat. Sebab pada 2016, BNI bisa mencatatkan pertumbuhan laba hingga 25,1 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2017. Tapi di tahun 2016 tersebut, BNI sebenarnya mampu bangkit setelah laba mereka di tahun 2015 anjlok hingga 15,9 persen dibandingkan tahun 2014.

Sepanjang 2018 ini, BNI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 512,78 triliun atau tumbuh 16,2 persen yoy dibandingkan 2017 sebesar Rp 441,31 triliun. Pertumbuhan kali ini lebih besar dari 2017 yang hanya tumbuh 12,2 persen dari penyaluran 2016 yang sebesar Rp 393,3 triliun.

Walau begitu, pertumbuhan kredit tertinggi dalam empat tahun terakhir dicapai pada 2016. Saat itu, penyaluran kredit mencapai Rp 393 triliun atau tumbuh 20,6 persen dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp 326 triliun. Sementara di tahun 2015 tersebut, kredit hanya tumbuh 17,5 persen dibandingkan tahun 2014.

Salah satu komponen penting lainnya yaitu Non-Performing Loan alias kredit macet. Di tahun 2018 ini, NPL Gross terus membaik dengan capaian 1,9 persen, dibandingkan 2017 yang sebesar 2,3 persen. Dengan demikian, NPL Gross sejak 2016 berhasil terus ditekan.

Sebab pada 2016, NPL Gross tercatat masih di angka 3 persen. Terus naik dari tahun 2015 yang sebesar 2,7 persen dan tahun 2014 yang sebesar 2 persen. "Pencapaian laba bersih BNI ini juga didukung dari membaiknya kualitas aset yang ditunjukkan oleh NPL Gross yang membaik," kata Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati dalam jumpa pers yang sama.

Berita terkait

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

3 jam lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

2 hari lalu

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (IDX: BNGA) mencatat perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada kuartal I tahun ini.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

2 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

7 hari lalu

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

BTN Syariah membukukan laba bersih kuartal I 2024 mencapai Rp 164,1 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

7 hari lalu

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

Dana pihak ketiga Bank Jago tumbuh 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

8 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

9 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

10 hari lalu

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.

Baca Selengkapnya