Ditanya Infrastruktur dari Utang, Sri Mulyani: Gampang Jawabnya

Rabu, 23 Januari 2019 08:15 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pengarahan dalam Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2019 di Kemenkeu, Jakarta, Senin 10 Desember 2018. Dalam kesempatan itu Sri Mulyani mengingatkan pemerintah daerah tidak menggunakan makelar untuk proses pencairan dana transfer ke daerah karena tidak sesuai dengan tata kelola yang berlaku. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali menjelaskan alasan pemerintah membangun sejumlah infrastruktur melalui utang. Penjelasan itu disampaikan Sri saat diberikan pertanyaan oleh Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, yang menjadi moderator diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Januari 2019. "Gampang jawabnya," kata Sri.

Baca juga: Dikritik Prabowo Soal Ketimpangan, Apa Jawaban Sri Mulyani?

Sri mencontohkan, proyek infrastruktur yang dibiayai dengan utang sebesar Rp 1 triliun, tapi memiliki nilai manfaat sebesar Rp 5 hingga Rp 10 triliun. Walau, pemerintah disebutkan harus menyicil utang Rp 300 triliun setiap tahun, Sri menyebut kemampuan Pendapatan Domestik Bruto atau PDB Indonesia jauh lebih besar lagi. PDB Indonesia saat ini tercatat sudah mencapai lebih dari US$ 1 triliun. "Kami bisa menghasilkan penerimaan untuk membayar utang," ujarnya.

Isu infrastruktur dan utang ini sebelumnya beberapa kali disinggung calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno. Ia berpendapat dalam membangun infrastruktur, pemerintah tidak harus mendanai dari utang luar negeri.

Menurut Sandi, boleh-boleh saja pemerintah membangun infrastruktur, namun harus melibatkan dunia usaha dan stake holder. Dan dalam membangun infrastruktur itu, kata Sandiaga, fokus pemerintah harus pada pembukaan lapangan pekerjaan, bukan menambah beban utang negara.

Apa jadinya jika proyek sama sekali dibangun tanpa utang? Jika demikian, kata Sri, maka proyek seperti Light Rail Transit (LRT) hingga jalan tol bisa saja selesai dalam waktu 15 tahun. Kemudian proyek satelit di Kementerian Komunikasi dan Informatika alias Kominfo, kata Sri, jika tidak dibangun dengan metode Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU, juga akan selesai dalam waktu 15 tahun.

Dalam skema KPBU, pemerintah dan swasta patungan untuk membiayai suatu proyek infrastruktur. Bedanya, swasta-lah yang berutang ke bank jika dana internal mereka tidak cukup. "Sekarang hanya dalam waktu 2,5 tahun bisa rampung, masyarakat enggak mungkin kan nunggu 15 tahun?" kata Sri Mulyani.

Lalu, kata Sri, ada pula yang mengkritik bahwa infrastruktur yang dibangun tidak akan langsung bisa dirasakan manfaatnya pada perekonomian saat ini juga. Sri menyadari hal itu. Namun, kata dia, pemerintah harus melakukan investasi dari sekarang agar tidak tertinggal pada 5 hingga 10 tahun ke depan. "Jadi bisa saja membangunnya sekarang, hasilnya dirasakan kemudian," kata Sri.

Pada intinya, kata Sri, utang adalah salah satu instrumen yang benar-benar dijaga dengan hati-hati oleh pemerintah. Tapi di sisi lain, pemerintah sadar banyak proyek seperti pembangunan kampus hingga jalan tol akan menghasilkan manfaat yang lebih besar daripada biayanya sendiri. "Tidak hanya rupiah, tapi juga manfaat sosialnya," kata Sri Mulyani.

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

14 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

4 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya