Didesak AS, Jerman Cabut Izin Operasional Maskapai Iran

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 22 Januari 2019 14:20 WIB

Ilustrasi pesawat kiamat Amerika Serikat sedang diisi bahan bakarnya sambil terbang. Dengan kemampuan itu, pesawat dapat terbang terus menerus tanpa harus mendarat. abcnews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jerman secara resmi mencabut izin operasional maskapai penerbangan Iran di wilayahnya. Sanksi diberikan setelah pemerintah Amerika Serikat mendesak Jerman.

Baca: Iran Sukses Luncurkan Satelit ke Orbit

Dikutip dari Reuters, Selasa, 22 Januari 2019, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan larangan tersebut diberlakukan karena maskapai penerbangan Iran telah mengangkut peralatan dan personel militer ke Suriah dan zona perang lain di Timur Tengah. Jubir menyatakan pula larangan terbang itu akan segera berlaku.

Amerika Serikat yang telah lebih dulu menjatuhkan sanksi terhadap Mahan Air asal Iran pada 2011 mendesak sekutunya di Uni Eropa untuk mengikuti langkah tersebut.

"Departemen Keuangan AS menghargai keputusan penting Jerman untuk melarang operasional Mahan Air. Mahan secara rutin menerbangkan IRGC-QF (pasukan pendukung pemerintah Iran) dan senjata ke Suriah. Mereka mendapat sanksi sekunder dari kami dan seharusnya dilarang di seluruh dunia," kata Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin pada Senin, 21 Januari 2019 merespons keputusan Jerman.

Mahan Air yang didirikan pada 1992 merupakan maskapai penerbangan swasta pertama Iran. Maskapai itu memiliki armada pesawat terbesar di Iran dan melakukan penerbangan ke sejumlah negara Eropa, termasuk Prancis, Italia, Spanyol, dan Yunani.

Duta Besar AS di Berlin, Richard Grenell, yang telah lama keberatan dengan hubungan Mahan Air ke Jerman, menyambut baik larangan tersebut. "Mahan Air telah menerbangkan teroris, senjata, peralatan, dan dana ke berbagai wilayah untuk mendukung kelompok teroris Iran," katanya dalam sebuah pernyataan.

Advertising
Advertising

"Langkah Iran menggunakan Mahan Air untuk mendukung rezim Assad di Suriah, misalnya, telah berkontribusi pada penderitaan manusia yang luar biasa, kekerasan, dan ketidakstabilan politik yang dirasakan di seluruh dunia," katanya, merujuk pada Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sementara itu, juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert membantah bahwa keputusan untuk melarang Mahan adalah hasil dari tekanan A.S. "Keputusan Jerman didasarkan pada pertimbangan kebutuhan keamanan kami," katanya dalam konferensi pers.

“Tidak dapat disangkal bahwa maskapai ini juga dapat mengangkut kargo ke Jerman yang mengancam keamanan kami. Ini didasarkan pada pengetahuan tentang aktivitas teroris Iran yang pernah bergerak di Eropa," ujarnya.

Negara-negara Eropa kini berada di bawah tekanan AS untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran. Tekanan ini mulai datang sejak Presiden Donald Trump tahun lalu menarik Washington dari perjanjian non-proliferasi nuklir internasional yang dicapai di bawah pemerintahan Barack Obama.

Bersama dengan Iran, para penandatangan perjanjian tersebut yaitu Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan China masih berusaha melanjutkan isi perjanjian.

BISNIS

Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

2 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

5 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

5 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

5 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

5 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

7 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya