BI Yakin Defisit Transaksi Berjalan Triwulan I Jauh Lebih Rendah

Kamis, 17 Januari 2019 20:50 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo ditemui usai mengikuti salat Jumat di Kompleks Bank Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Oktober 2018. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyakini defisit transaksi berjalan atau current account deficit pada triwulan I 2019 akan jauh lebih rendah. "Kami melihat bahwa di triwulan I dan kemungkinannya CAD itu akan jauh lebih rendah dan tidak hanya sesuai pola musiman, ada kecenderungan impor juga menurun," kata Perry di komplek gedung BI, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019.

Baca: Cegah Defisit, Prabowo Janji Perbaiki Tata Kelola BPJS Kesehatan

Perry melihat berlanjutnya aliran modal masuk asing ke dalam negeri, masih terjadi. Aliran modal itu kata dia melalui berbagi bentuk seperti penanaman modal asing atau investasi dan lain. "Kami memperkirakan secara keseluruhan triwulan I 2019 neraca pembayaran akan mengalami surplus," ujar dia.

Selain itu, Perry juga memperkirakan defisit transaksi berjalan masih akan di atas 3 persen terhadap PDB pada triwulan IV 2018. "Itu angka sementara. Dan angka masih bergerak, kemungkinan di US$ 8,8 miliar pada triwulan IV."

Meski begitu, surplus neraca modal memang jauh lebih besar dari yang BI perkirakan. Sehingga, menurut Perry, secara keseluruhan neraca pembayaran triwulan IV akan alami surplus sekitar US$ 4-5 miliar.

Advertising
Advertising

Menurut Perry hal itu terefleksi pada kenaikan cadangan devisa akhir tahun lalu yang US$ 120,7 miliar. "Kenaikan cadangan devisa itu artinya devisa yang masuk dan tercatat pada surplus neraca modal itu lebih besar dari pada devisa yang digunakan pada defisit transaksi berjalan," kata dia.

Baca: Lonjakan Impor Diprediksi Bakal Picu Defisit Perdagangan di 2018

Lebih lanjut Perry mengatakan untuk menekan CAD pemerintah dan BI terus berkoordinasi. Pemerintah telah menempuh langkah-langkah konkret untuk dorong ekspor, mengurangi impor dan dorong pariwisata, di mana itu bisa memperbaiki defisit tersebut. "Kebijakan yang akan ditempuh sisi makro prudensial di sisi CAD, kami terus eksplorasi instrumen makro prudensial dorong ekspor dan pariwisata," katanya.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya