Kontroversi Pernyataan Prabowo soal Gantung Diri Akibat Ekonomi

Selasa, 15 Januari 2019 16:53 WIB

Presidential hopeful Prabowo Subianto delivers a speech to Prabowo-Sandi volunteers at Istora Senayan, Jakarta, November 22, 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Yogyakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebutkan maraknya kasus gantung diri di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta sebagai cerminan perekonomian sulit.

Baca: Dedi Mulyadi Minta Prabowo Tunjukkan Data Lengkap Warga Kelaparan

Dalam Pidato Kebangsaan berjudul Indonesia Menang di JCC Senin malam, 14 Januari 2019, Prabowo mengaku mendapat laporan kisah tragis di sejumlah daerah yang didengarnya karena masalah ekonomi yang terlalu berat. Yang teranyar, pada tanggal 4 Januari 2019, Sudiarsi yang gantung diri di di Desa Watusigar, Gunung Kidul disebut-sebut karena masalah ekonomi.

Pernyataan Prabowo itu dibantah Ketua Yayasan Inti Mata Jiwa (Imaji), Jaka Yanuwidiasta. Imaji selama ini dikenal sebagai organisasi non pemerintah yang berupaya mencegah tindakan bunuh diri di Gunung Kidul.

Organisasi ini kerap diundang untuk memberi masukan dan berbagi pengalaman tentang advokasi terhadap para penyintas yang gagal bunuh diri. “Faktor ekonomi bukan satu-satunya penyebab gantung diri di Gunung Kidul,” kata Jaka ketika dihubungi, Selasa, 15 Januari 2019.

Advertising
Advertising

Jaka menyebutkan, contoh kasus gantung diri Sudarsi yang disebutkan Prabowo sebetulnya bukan karena alasan ekonomi. Sebab, kondisi rumah Sudarsi terbilang relatif baik, tidak seperti rumah berdinding bambu milik warga lainnya yang kurang mampu.

Di rumah Sudarsi juga terdapat beberapa karung gabah hasil panenan. Oleh karena itu, Jaka menilai Sudarsi bukan termasuk penduduk yang paling miskin. “Sepertinya ada faktor-faktor lain di luar kategori pokok, yang disebut kemiskinan secara ekonomi,” kata dia.

Imaji mendata ada empat kasus bunuh diri di awal 2019. Bunuh diri di daerah ini pada 2018 sebanyak 30 kasus, atau turun dibanding tahun 2017 sebanyak 34 kasus, dan ada 33 kasus pada 2016.

Data Kepolisian Resor Gunung Kidul tahun 2015-2017 menunjukkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan risiko bunuh diri tinggi di daerah itu. Sebanyak 43 persen di antaranya karena depresi, sakit fisik menahun 26 persen, gangguan jiwa 6 persen, masalah ekonomi 5 persen, masalah keluarga 4 persen, dan tidak ada keterangan 16 persen.

<!--more-->

Dari sekian banyak cara bunuh diri itu, Kepolisian mencatat gantung diri menjadi cara yang paling serng dipilih warga Gunung Kidul, yakni 73 persen. Sisanya dengan cara minum racun, masuk ke goa vertikal atau luweng, naik ke tower, dan terjun ke sumur.

Jaka menyebutkan beberapa orang yang bunuh diri justru punya latar belakang pendidikan yang baik. Itu artinya kesulitan ekonomi bukan faktor satu-satunya yang memicu seseorang untuk bunuh diri.

Suasana malam di Bukit Bintang, Pathuk, Gunungkidul, Yogyaakarta, Rabu, 5 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Hal senada disampaikan oleh Ida Rochmawati. Psikiater Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari ini menyebutkan penyebab bunuh diri tak selalu hanya karena satu faktor. Hal ini disampaikan setelah ia menghabiskan waktu 17 tahun bekerja di Gunung Kidul dan melakukan riset kecil-kecilan untuk mencari tahu penyebab fenomena bunuh diri di daerah itu.

Ida berkeliling Gunung Kidul dan bertemu penduduk sana. Dari risetnya diketahui sebagian dari warga Gunung Kidul menganggap bunuh diri sebagai suatu fenomena yang lumrah. Dari penelitiannya itu, Ida mendapati jumlah kasus bunuh diri 20 tahun lalu hingga belakangan ini, angkanya tak jauh beda dan tak bergerak dari 20-30 kasus. “Tragis sekali. Ini artinya pemikiran bunuh diri telah diwariskan ke generasi selanjutnya,” kata dia.

Sebelumnya, Prabowo juga menyebut sejumlah daerah lainnya tempat banyak warga bunuh diri karena tak kuat menghadapi kesulitan ekonomi. Ia mengaku mendapat laporan bahwa seorang buruh tani meninggal dunia karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya.

Prabowo mencontohkan, Pak Hardi, di Desa Tawangharjo, Grobogan, meninggal dunia karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya. Hardi disebut gantung diri meninggalkan isteri dan anak karena merasa tidak sanggup membayar utang.

Baca: Timses Jokowi: Pidato Prabowo Aduk Emosi Publik Tanpa Data Akurat

Selama beberapa tahun terakhir ini, Prabowo mengaku telah mendengar belasan cerita tragis seperti yang dialami oleh Hardi tersebut. Kisah serupa juga terjadi pada seorang guru di Pekalongan yang gantung diri.

Berita terkait

Beda Sikap Soal Peringatan Prabowo agar Oposisi Tak Ganggu Pemerintahannya

4 jam lalu

Beda Sikap Soal Peringatan Prabowo agar Oposisi Tak Ganggu Pemerintahannya

Ganjar berharap masyarakat sipil bisa ikut memberikan catatan kritis pada pemerintahan Prabowo nanti.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan sebelum Prabowo Dilantik

14 jam lalu

Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan sebelum Prabowo Dilantik

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

16 jam lalu

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

Wacana Jokowi menjadi penasihat Prabowo sudah beberapa kali mencuat. DPA bisa jadi bentuk formal presidential club yang ingin diinisiasi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pendapat Pakar Soal Peluang Artis Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

17 jam lalu

Pendapat Pakar Soal Peluang Artis Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Pakar memperkirakan Prabowo akan berhati-hati dalam memilih menteri agar tidak ada kesalahan saat bertugas nanti.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

17 jam lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

19 jam lalu

Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan tidak ada komunikasi yang macet antara Prabowo dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

1 hari lalu

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

Presiden Jokowi sebut pemilihan menteri merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden terpilih. Apakah pengertiannya?

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM Soal Peringatan Prabowo agar Pihak yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu

1 hari lalu

Reaksi Internal KIM Soal Peringatan Prabowo agar Pihak yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu

Zulhas menceritakan bagaimana Prabowo bersama tim dan koalisinya secara gigih bertarung dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

1 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

Terpopuler: Pemerintah Jokowi dinilai lemah terhadap Freeport, keluarga Prabowo Subianto bangun pabrik timah di Batam.

Baca Selengkapnya

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Pernyataan Prabowo bisa menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari, untuk menjalin hubungan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya