Pefindo Prediksi Kinerja Ekonomi Indonesia Stabil Hingga 2020

Jumat, 11 Januari 2019 16:34 WIB

Pekerja menyelesaikan proyek bangunan di Jakarta akhir pekan lalu. Paket stimulus ekonomi tahap II yang menambah anggaran pembangunan infrastruktur sebesar Rp6 triliun diyakini pemerintah mampu untuk menyerap lebih dari 2,5 juta tenaga kerja. ANTARA/

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan kondisi ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan masih prospektif tetapi penuh kehati-hatian. Ekonom Pefindo, Fikri C. Permana, mengatakan bahwa pihaknya secara umum masih optimistis bahwa kinerja ekonomi Indonesia setidaknya hingga 2020 mendatang masih akan tetap stabil.

Baca: Pidato Akhir Tahun, Prabowo Sebut Lagi Soal Ketimpangan Ekonomi

Fikri mengasumsikan suku bunga The Fed akan naik lagi tetapi hanya mencapai 3 persen pada 2019 dan 2020. Dengan asumsi Bank Indonesia tetap dengan strategi ahead of the curve, BI 7 Days Repo Rate juga akan naik, setidaknya hingga 6,5 persen tahun 2019-2020.

Hal itu diharapkan bisa menjaga rupiah lebih stabil di kisaran Rp 14.800 – 14.780 per dolar AS. Dengan asumsi stabilitas terjaga, yield Surat Utang Negara diproyeksikan akan bergerak di kisaran 8,6 persen, sedangkan inflasi masih di 2,5 persen hingga 4,5 persen.

Kalau semua asumsi itu tercapai, menurut Fikri, kemungkinan pertumbuhan ekonomi masih bisa kita jaga di kisaran 5,1 persen - 5,2 persen di tahun 2019 – 2020. "PR-nya adalah di rupiah kita,” katanya melalui keterangan resmi, Jumat, 11 Januari 2019.

Advertising
Advertising

Fikri mengatakan, faktor positif yang menopang kinerja ekonomi tahun ini yakni harga komoditas, khususnya batu bara dan minyak, mulai stabil. Selain itu, Indonesia juga memiliki peringkat layak investasi dari pemeringkat global.

Pasar keuangan Indonesia juga masih relatif stabil, serta masih ada dorongan yang cukup kuat terhadap ekonomi dari sektor infrastruktur dan konstruksi. Aktivitas ekonomi di Indonesia juga semakin solid dan tidak mudah terpengaruh oleh perkembangan politik

Akan tetapi, masih ada pula sejumlah faktor negatif yang membayangi, seperti adanya hambatan perdagangan terhadap produk ekspor utama, kenaikan defisit primer fiskal, dan sentimen negatif investor asing yang masih tinggi.

Baca: JK Siap Dikritik Soal Kebijakan Ekonomi: Kami Butuh Saran

Selain itu, dampak sektor infrastruktur dan konstruksi juga tidak dapat langsung terasa dalam waktu dekat. Momen pemilu juga kemungkinan akan sedikit berpengaruh pada dinamika ekonomi, yang menyebabkan pelaku ekonomi cenderung menunggu.

BISNIS

Berita terkait

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

4 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

7 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

8 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

12 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya