Produksi Anjlok, Ekspor Konsentrat Freeport Merosot Tahun Ini

Reporter

Caesar Akbar

Kamis, 10 Januari 2019 01:21 WIB

Peta citra satelit wilayah kerja Freeport Indonesia di Papua

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah konsentrat tembaga yang diekspor PT Freeport Indonesia diperkirakan anjlok menyusul turunnya produksi tahun ini. Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Yunus Saefulhak menyebut produksi konsentrat Freeport tahun ini merosot dari tahun lalu di kisaran 2,1 juta ton menjadi sekitar 1,2 juta ton pada tahun ini.

Baca juga: Pendapatan Anjlok, Freeport Tak Bagi Dividen Hingga 2020

"Kira-kira 200 ribuan itu diekspor dan sekitar sejuta diolah di smelter di Gresik," ujar Yunus di Kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, 9 Januari 2019.

Pada 2018, ujar Yunus, Freeport bisa memproduksi 270 ribu ton bijih tembaga per hari dari kapasitas produksi 300 ribu per hari. Dari biji tersebut, konsentrat yang diproduksi sekitar 2 juta hingga 2,1 juta ton. Dari jumlah tersebut, 1,2 juta ton diekspor dan 800 ribu diproses di smelter di Gresik, Jawa Timur.

Yunus mengatakan merosotnya produksi Freeport itu disebabkan peralihan di tambang Grasberg dari sebelumnya tambang terbuka alias open pit menjadi tambang bawah tanah.

Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Perseroan) Budi Gunadi Sadikin mengatakan tambang bawah tanah Grasberg sampai sekarang memang belum berproduksi. Budi mengakui investasi untuk pertambangan itu sempat telat sebelum rampungnya proses divestasi kelar.

Imbas dari belum berproduksinya tambang bawah tanah itu adalah merosotnya EBITDA Freeport Indonesia pada 2019 hingga 2020. Sebab, tambang terbuka Grasberg juga akan mulai berhenti berproduksi pada tahun ini. "Tambangnya belum kekejar, yang undergroundnya belum mulai produksi," kata Budi.

Namun, Budi menegaskan anjloknya pendapatan Freeport pada tahun ini dan tahun depan bukan disebabkan oleh habisnya cadangan barang tambang di sana. Ia mengatakan tambang bawah tanah Grasberg bakal mulai berproduksi secara stabil pada 2023. "Jadi jangan dimarahi kalau produksi turun pada 2019-2020, itu bukan karena tambangnya habis."

Dalam keadaan stabil tersebut, kata Budi, Freeport bakal memiliki revenue sebesar US$ 7 miliar per tahun atau sekitar Rp 98 triliun per tahun dengan asumsi nilai tukar Rp 14 ribu per dolar AS. Selanjutnya, EBITDA perseroan dalam keadaan stabil mencapai US$ 4 miliar atau RP 56 triliun. Adapun laba dari perseroan bisa mencapai US$ 2 miliar.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Gatot Ariyono menegaskan pendapatan Freeport turun bukan lantaran perkara menipisnya cadangan maupun kadar barang tambang di sana. Penurunan itu disebabkan proses produksi di tambang bawah tanah Grasberg masih belum dimulai.

Setelah tambang bawah tanah beroperasi, Bambang optimistis pendapatan PT Freeport Indonesia bakal mulai naik kembali. "Sejak 2020 dan 2021 akan naik lagi sampai 2025, nanti 2025 akan mulai stabil," ujar Bambang.

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

1 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

2 hari lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

2 hari lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

2 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

3 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya