Rupiah Fluktuasi Terlalu Cepat, Ketua Kadin: Repot Bikin Planning

Selasa, 8 Januari 2019 14:48 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. Penurunan nilai ekspor Indonesia pada September 2017 sebesar US$ 14,54 miliar, turun 4,51% dibanding bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani menyebut naik dan turun nilai tukar rupiah yang terlalu cepat belakangan membuat pengusaha serba salah. Pengusaha, kata dia, lebih mengharapkan nilai tukar rupiah bisa stabil.

Baca: Rupiah Menguat, Chatib Basri Beri Warning untuk Pemerintah

"Kalau naik turunnya cepat, kami repot bikin planning-nya, karena kita harus ambil asumsi yang mana," kata Rosan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019.

Rosan mengatakan penguatan rupiah yang signifikan tidak selalu bagus bagi pengusaha. Meskipun, banyak orang yang menilai penguatan rupiah itu sangat baik. "Bagi pengusaha yang orientasinya ekspor mungkin juga kurang happy dengan penguatan yang begitu kencang."

Lantaran pemerintah pada mulanya mengasumsikan rupiah di kisaran Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019, Rosan berharap rupiah tidak berfluktuasi secara signifikan dari asumsi tersebut, atau paling tidak di kisaran Rp 14.500 per dolar AS.

Advertising
Advertising

Nilai tukar rupiah menguat 16 poin atau 0,11 persen ke level Rp 14.067 per dolar AS pada siang hari ini. Hal tersebut terjadi di saat indeks dolar AS naik 0,26 persen atau 0,246 poin ke posisi 95,912.

Sebelumnya kurs rupiah sempat berfluktuasi sejak Selasa pagi hari ini. Pada pembukaan perdagangan pagi pada pukul 08.53 WIB nilai tukar rupiah menguat ke level Rp 14.034 per dolar AS dan Rp 14.040 per dolar AS pada pukul 10.00 WIB.

Sedangkan pada pukul 11.16 WIB kurs rupiah melemah 17 poin atau 0,12 persen ke level Rp 14.100 per dolar AS. Pelemahan itu terjadi seiring penguatan indeks dolar AS sebesar 0,282 poin atau 0,29 persen ke level 95,948.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan salah satu penopang penguatan rupiah adalah optimisme pelaku pasar terhadap negosiasi dagang antara AS dengan Cina yang akan tercapai kesepakatan. Hal ini tak saja menguatkan rupiah, tapi juga mata uang di kawasan Asia. "Di tengah minimnya data ekonomi, pelaku pasar terlihat optimistis akan ada progres pada pertemuan kali ini," katanya.

Baca: BI Beri Ruang Rupiah Menguat Lebih Lanjut, Begini Caranya

Sementara itu, kata Ariston, mata uang berisiko seperti rupiah kembali membuka peluang untuk melanjutkan penguatannya. Selain itu, sentimen dovish mengenai prospek kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) tahun ini turut menjadi faktor yang menopang mata uang berisiko. "Sikap dovish The Fed mengenai pengetatan kebijakan pada 2019 memicu peralihan dana ke aset berisiko," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

14 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

1 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

1 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

3 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya