KUR 2019 Jadi Rp 140 T: Nelayan dan Petani Bisa Beli Apa?

Minggu, 30 Desember 2018 06:12 WIB

Kapal nelayan berada di pantai Teluk Buo, Bungus, Padang, Sumatera Barat, Jumat, 11 November 2018. Teluk Buo merupakan salah satu kawasan di pinggiran kota itu yang berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata bahari karena memiliki teluk dan pantai berpasir putih serta hutan mangrove. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan plafon Kredit Usaha Rakyat atau KUR tahun 2019 sebesar Rp 140 triliun atau naik dari tahun 2018 yang dipatok Rp 123,8 triliun. Lebih dari separuhnya akan diprioritaskan untuk membantu para nelayan, peternak, hingga petani.

BACA: Plafon Kredit Usaha Rakyat 2019 Ditetapkan Rp 140 Triliun

"Kami ingin KUR ini lebih banyak untuk mereka yang berproduksi, selama ini perbankan lebih suka menyalurkan kredit ke sektor perdagangan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Desember 2018.

Darmin menuturkan, Kemenko Perekonomian tengah mengatur dan mempelajari bentuk penyaluran KUR bagi para nelayan. Kemenko bakal mengecek berapa harga rata-rata sebuah kapal yang bisa nantinya dibeli menggunakan pinjaman KUR oleh nelayan. Lalu, cara pengoperasiannya, apalah nelayan perorangan atau berkelompok. "Misal kira-kira harganya Rp 350 juta, nah bisa kami kasih (KUR), kami masih pelajari."

Begitu pula dengan para petani dengan skala produksi kecil, yaitu sekitar 1,5 hingga 2 ton beras, yang jumlahnya sangat banyak. "Kenapa beras suka jelek? itu karena airnya kebanyakan." Nah, lewat KUR, pemerintah melalui bank BUMN bakal memberikan pinjaman untuk membeli pengering padi. "Kami akan kasih kredit, ada itu pengering yang terjangkau bentuknya kayak tempat tidur."

Advertising
Advertising

Untuk diketahui, penyaluran KUR untuk sektor produksi hingga 30 November 2018 tercatat masih sekitar 45,6 persen. Jumlah ini masih kurang dari target tahun ini yang sebesar 50 persen. Maka, pemerintah pun "memaksa" perbankan untuk lebih menggenjot penyaluran KUR melalui skema penalti jika target tak tercapai. Di tahun 2019, target untuk sektor produksi malah sudah dinaikkan hingga 60 persen.

Kemenko Perekonomian membenarkan bahwa perbankan lebih tertarik menyalurkan KUR ke sektor perdagangan, ketimbang sektor produksi, karena lebih menarik secara bisnis. Namun, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Iskandar Simorangkir menyebut justru sektor produksi seperti kelautan dan pertanianlah yang menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Di sisi lain, sektor-sektor seperti ini pula tingkat kemiskinan terpusat dan lebih tinggi di banding sektor lainnya. Itu sebabnya, penyaluran KUR di tahun 2019 lebih diprioritaskan bagi kelompok ini demi pemerataan ekonomi. "Enggak adil bagi mereka, menyerap tenaga kerja terbesar tapi tingkat kemiskinan untuk sektor-sektor itu sangat tinggi."

Berita terkait

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

1 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

2 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

2 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

5 hari lalu

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

Usaha kue kering Retas Snacks and Cookies semakin berkembang pesat setelah mendapat bantuan KUR dari BRI.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

6 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

6 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

8 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

9 hari lalu

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

10 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya