Pasca Tsunami, Tinggi Gunung Anak Krakatau Ciut Jadi 110 Meter

Sabtu, 29 Desember 2018 13:13 WIB

Prajurit KRI Torani 860 mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi di Perairan Selat Sunda, Jumat, 28 Desember 2018. Dari pengamatan Gunung Anak Krakatau letusannya menurun dibanding hari sebelumnya yang terjadi letusan14 kali per menit. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Antonius Ratdomopurbo menyampaikan bahwa ketinggian Gunung Anak Krakatau menciut pasca tsunami yang terjadi minggu lalu. Ketinggian gunung aktif di Selat Sunda ini menjadi hanya 110 mdpl atau meter di atas permukaan laut dari semula 338 mdpl.

BACA: ESDM: Aktivitas Vulkanik Krakatau Mereda, Potensi Tsunami Susulan Kecil

"Awalnya sempat dikira hilang, tapi itu hanya karena ketutup asap, setelah kami foto dan ubah kontrastnya baru kelihatan," kata Purbo dalam konferensi pers di Ruang Sarulla, Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Sabtu, 29 Desember 2018.

Sebelumnya, tsunami akibat longsoran erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi pada Jumat, 22 Desember 2018. Bencana ini berdampak pada pesisir barat Banten serta Lampung Selatan. Dalam rilis BNPB per tanggal 25 Desember pukul 13.00, jumlah korban meninggal bertambah menjadi 429 jiwa. Selain itu, 1.485 orang menjadi korban luka-luka, 154 masih hilang, dan 16.082 jiwa mengungsi.

Selain ketinggian gunung yang menciut, volume Gunung Anak Krakatau juga berkurang drastis. Ada sekitar 150 sampai 180 juta meter kubik bagian gunung yang hilang atau turun ke dasar laut dan saat ini tinggal tersisa 40 sampai 70 meter persegi. Artinya, volume gunung aktif ini telah berkurang hampir 60 sampai 80 persen.

Purbo menjelaskan bahwa penurunan ketinggian dan pengurangan volume ini disebabkan oleh adanya proses rayapan sekaligus longsoran tanah di tubuh Gunung Anak Krakatau. Selain itu, laju erupsi gunung yang cukup tinggi dari tanggal 24 sampai 27 Desember 2018.

Maka dengan pengurangan volume dan ketinggian gunung ini, Purbo menyebut potensi longsoran besar akan semakin kecil. Sehingga, kemungkinan hanya akan terjadi longsoran kecil dan tidak dalam skala besar hingga potensi terjadinya tsunami kecil juga lebih rendah.

Purbo juga menyebut kemungkinan Gunung Anak Krakatau menghilang juga sebenarnya kecil. Sebab, dari pengalaman aktivitas vulkanik sebelumnya, tidak pernah sampai menyebabkan gunung hilang. "Dulu gunungnya lahir tahun 1927 dan mulai aktif, lalu muncul di permukaan kira-kira 1929, kalau turun, nanti pasti akan muncul lagi," kata Purbo.

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

4 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

5 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

5 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

5 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

7 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

7 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

7 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

8 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

13 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

16 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya