Tsunami Selat Sunda, Industri Asuransi Umum Hitung Nilai Kerugian
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 24 Desember 2018 08:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia hingga kini masih mendata dan menghitung perkiraan nilai klaim yang ditanggung industri asuransi umum akibat bencana tsunami Selat Sunda.
Baca: Tsunami Selat Sunda, Begini Kesaksian Wisatawan di Tanjung Lesung
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menyatakan, pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan data klaim asuransi dari anggotanya. Yang dilakukan AAUI saat ini adalah melakukan pendataan nilai eksposure bangunan atas asuransi properti. "Kami sedang mengecek berapa eksposure-nya," katanya, Ahad, 23 Desember 2018.
Sejumlah perusahaan asuransi umum memang tengah mendata kerusakan bangunan yang diasuransikan, salah satunya PT Asuransi Wahana Tata. "Iya masih pendataan," kata Direktur Utama PT Asuransi Wahana Tata Christian Wanandi.
Pendataan kerugian juga tengah dilakukan PT Reasuransi Maipark Indonesia. "Kami sedang melakukan pendataan kerusakannya," kata Direktur Teknik PT Reasuransi Maipark Indonesia Heddy Agus Pritasa.
Hal serupa dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang tengah mendata para peserta terdampak bencana tsunami di Selat Sunda. "Kami sudah cek. Kami masih terus mendata siapa saja peserta yang menjadi korban," kata Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja.
Irvansyah menjelaskan jumlah peserta aktif di Provinsi Banten 1,6 juta orang. Namun, dari jumlah tersebut belum dapat diketahui jumlah peserta yang terkena dampak bencana tsunami tersebut karena masih dalam pendataan.
Baca: Dievakuasi, Warga Pulau Legundi Terisolasi Tsunami Selat Sunda
Bencana tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu pekan lalu menelan korban hingga ratusan jiwa. Selain itu sejumlah bangunan dan infrastruktur juga rusak parah akibat tsunami.
BISNIS