BI Perkirakan Neraca Pembayaran RI Surplus pada Triwulan IV 2018

Reporter

Caesar Akbar

Kamis, 20 Desember 2018 20:24 WIB

Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) seusai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. Kenaikan BI 7-Day Repo Rate ini sebagai langkah penguatan kerangka operasi moneter. TEMPO/Tony Hartawan

Jakarta - Bank Indonesia atau BI memprediksi neraca pembayaran Indonesia bakal surplus pada triwulan IV 2018. Sebab, surplus neraca modal pada periode tersebut diperkirakan lebih besar daripada defisit transaksi berjalan yang diderita Indonesia.

Baca juga: BI Prediksi CAD Triwulan IV 2018 di Atas 3 Persen

"Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pada November 2018 secara total tercatat sekitar 7,9 miliar dolar AS," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 20 Desember 2018. Arus modal masuk itu meliputi semua jenis aset, termasuk ke pasar saham dan penerbitan obligasi global korporasi.

Menurut Perry, masuknya modal asing ke dalam negeri terjadi seiring dengan melandainya perekonomian negeri negeri Abang Sam. Ditambah lagi, suku bunga US Treasury dan Fed Fund Rate pada tahun depan juga tidak akan setinggi yang diperkirakan.

Pada 2018, adanya strong dollar, kata Perry, menyebabkan arus modal dari negara berkembang tersedot ke negara-negara maju, khususnya AS. Selain itu, pada tahun ini juga ada kenaikan US Treasury dan kenaikan pertumbuhan ekonomi di negeri Abang Sam. Kondisi itu menarik aliran modal yang sebelumnya diinvestasikan di negara berkembang ke AS.

Dengan melandainya perekonomian AS, Perry menyebut para investor global bakal merelokasi kembali investasi yang sebelumnya keluar dari negara berkembang. "Tahun depan kami perkirakan ada pergeseran lagi investasi dari negara maju, khususnya AS, ke emerging market," kata dia.

Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara mengatakan masuknya arus modal yang mencapai US$ 7,9 miliar hingga November 2018 itu akan menyebabkan neraca pembayaran pada triwulan IV 2018 surplus. Dalam tiga triwulan sebelumnya neraca pembayaran Indonesia terus mencatat defisit. Pada triwulan I, defisit neraca pembayaran tercatat US$ 3,9 miliar, triwulan II -4,3 miliar, dan triwulan III -4,4 miliar. "Pada triwulan IV ini balance of payment bisa surplus," kata dia.

Selain karena adanya aliran modal masuk sebesar US$ 7,9 miliar hingga November 2018, Mirza mengatakan pada Desember 2018 akan ada arus modal masuk yang cukup besar dengan adanya penerbitan global bond pemerintah dan arus masuk di pasar surat berharga negara. "Jadi ini adalah pertama kalinya balance of payment mengalami surplus."

Apabila tren itu berlanjut dan didukung beberapa faktor seperti kenaikan suku bunga AS yang tidak sebanyak perkiraan, yaitu hanya dua kali, dan sentimen-sentimen positif lainnya, maka kondisi neraca pembayaran pada 2019 sangat mungkin akan lebih baik dari 2018. "Defisit transaksi berjalan kami targetkan mencapai 2,5 persen dari PDB," kata Deputi Gubernur Senior BI tersebut.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Satgas Pasti Diminta Berantas Pinjol Ilegal, Ada Diskon 50 Persen Tiket MotoGP Mandalika

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Satgas Pasti Diminta Berantas Pinjol Ilegal, Ada Diskon 50 Persen Tiket MotoGP Mandalika

YLKI minta Satgas Pasti berantas pinjol ilegal sampai ke akarnya.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

8 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

10 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

10 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

11 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya