2019, Belanja Iklan di Media Digital Naik Lebih dari 20 Persen

Sabtu, 15 Desember 2018 12:55 WIB

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com

TEMPO.CO, Jakarta - Belanja iklan pelaku usaha melalui media digital sudah berada di kisaran 20%, dan diperkirakan masih akan lebih tinggi pada tahun depan.

Ketua Pengembangan Interen Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Janoe Arijanto mengatakan belanja iklan melalui media digital masih akan meningkat, didorong oleh semakin baiknya infrastruktur internet, dan semakin siapnya platform media digital dalam menjawab kebutuhan iklan pelaku usaha.

Baca: KPI Larang 11 Stasiun Televisi Tayangkan Iklan Shopee Blackpink

"Pada 2013 itu belanja iklan media digital masih di bawah 5%, tetapi saat ini sudah meningkat 15 hingga 20%. Bahkan,sebagian pelaku usaha kecil menengah sudah menyalurkan 100% belanja iklannya melalui media digital," katanya kepada Bisnis, Jumat 14 Desember 2018.

Janoe mengatakan, pemerintah memperbaiki infrastruktur internet Indonesia cukup baik. Bahkan, di beberapa kota besar sudah memiliki kecepatan internet telepon genggam diatas 20 Mbps.

Advertising
Advertising

"Ini merupakan pendorong utama pelaku usaha beralih ke digital termasuk dalam hal belanja iklannya," jelasnya.

Selain itu, Janoe mengatakan beberapa media digital juga telah memiliki platform yang cukup baik dalam mengenali konsumen.

Hal tersebut memberi kesempatan kepada pelaku usaha untuk dapat melakukan one-on-one advertisement.

"Iklan lebih mudah untuk disesuaikan, pelaku usaha akan sangat tertarik. Personalisasinya lebih kuat dibanding media lainnya," jelasnya.

Hal serupa juga dikatakan oleh Media Director DSP Media Antonious Pribadi. Meski belum dapat memastikan berapa besar potensi pertumbuhannya, dia mengatakan belanja iklan perusahaan di media digital akan tumbuh pesat.

Pasalnya, belanja iklan di media digital baru didominasi oleh pelaku usaha yang memiliki target pelanggan yang spesifik, seperti mobil atau alat elektronik.

Iklan media digital akan naik lebih signifikan jika perusahaan fast-moving consumer goods mulai pesat menggunakannya.

"Mereka sudah masuk tetapi, masih belum signifikan. Porsi belanja iklan mereka cukup besar. Jika mereka lebih gencar, maka iklan media digital ini akan semakin besar," katanya.

Meski demikian Pribadi menggaris bawahi iklan media digital masih didominasi oleh perusahaan teknologi asing.

Perusahaan teknologi ini sudah cukup spesifik dalam mengkategorikan penggunanya, tetapi masih belum mampu memberi data spesifik terkait efektifitas belanja iklan di platform digitalnya.

Hal tersebut membuat para marketeers masih berhitung-hitung kembali dan mengganggap media konvensional masih relevan.

"Harus ada data spesifik terkait efektifitas itu belanja iklan. Data ini masih belum bisa disuguhkan," ujarnya.

Associate Director, Communications & Marketing, The Nielsen Company Indonesia Milladine Lubis mengatakan kemunculan dan perkembangan media digital, dapat dikatakan melengkapi media konvensional.

"Aktivitas mengakses beberapa layar media secara bersamaan, atau disebut dengan dual/triple-screen setiap harinya sudah menjadi kebiasaan konsumen di berbagai generasi," jelasnya seperti dikutip dari siaran pers Nielsen, Jumat (14/12/2018).

Berdasarkan studi Nielsen Cross Platform 2018, lebih dari 90% konsumen berusia 16-39 tahun mempunyai kebiasaan menonton TV dan mengakses internet secara bersamaan, dan sepertiga di antaranya melakukan setiap hari.

Bahkan di kalangan konsumen usia 40+, lebih dari 80% diantaranya juga mengakses internet saat menonton televisi.

Adapun, berdasarkan hasil temuan Digital Ad Intel dan Nielsen, dari 200 situs yang dimonitor belanja iklan digital di bulan Agustus mencapai Rp1,3 triliun.

Jika dilihat komposisi berdasarkan perangkatnya, 53% iklan digital ditayangkan di desktop, dan 47% melalui perangkat mobile. Sementara itu, berdasarkan format iklannya 53% iklan digital berbentuk display dan sisanya 47% dalam bentuk video.

Selain itu, kategori layanan online merupakan yang paling banyak beriklan di media digital dengan nilai Rp354 miliar.

BISNIS.COM

Berita terkait

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

6 hari lalu

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

Berikut ini tata cara menghentikan iklan pop-up di ponsel Android melalui mode aman, notifikasi aplikasi, layar beranda, hingga pusat iklan Google.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

10 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

10 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

17 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

17 hari lalu

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?

Baca Selengkapnya

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

29 hari lalu

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.

Baca Selengkapnya

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

33 hari lalu

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

33 hari lalu

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan

Baca Selengkapnya

Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

37 hari lalu

Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".

Baca Selengkapnya

Cara Mengaktifkan AdSense YouTube

39 hari lalu

Cara Mengaktifkan AdSense YouTube

Para pencipta konten atau YouTuber dapat memperoleh penghasilan dengan memanfaatkan AdSense YouTube.

Baca Selengkapnya