Ekonom Prediksi Kebijakan Suku Bunga The Fed di 2019 Seperti Ini

Sabtu, 15 Desember 2018 11:58 WIB

Presiden Amerika Donald Trump dan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell. Reuters.

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan mengerek kembali suku bunga acuan (fed funds rate/FFR) dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan.

Simak : 2019, Tren Suku Bunga Naik Belum Berpengaruh ke Properti Karena..

Menurut ekonom yang disurvei Bloomberg, The Fed akan memperlambat kenaikan suku bunga pada tahun depan karena risiko terhadap ekonomi AS telah meningkat.

Para ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan otoritas moneter AS tersebut menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada rapat kebijakan 18—19 Desember 2019.

“Selanjutnya, [The Fed] akan mengurangi jumlah kenaikan pada tahun depan, pada Maret dan September, dari kenaikan sebanyak tiga kali seperti yang diperkirakan [The Fed] pada September,” tulis hasil survei tersebut seperti dikutip Bisnis.com, Sabtu 14 Desember 2018.

Advertising
Advertising

Selain itu, median respon dari jajak pendapat yang dilakukan pada 7—11 Desember 2018 tersebut juga memperkirakan kenaikan FFR akan dilakukan sekali lagi pada pertengahan 2020, ketika tingkat suku bunga dinilai telah mencapai puncak siklus pengetatan di rentang 3,00%—3,25%.

Adapun hasil survei yang bernada dovish tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh para pejabat The Fed, termasuk Gubernur The Fed Jerome Powell, dalam beberapa pekan terakhir.

Pernyataan The Fed yang kurang agresif dan kekhawatiran yang terjadi di pasar keuangan sejak akhir September pun berhasil membebani pergerakan indeks acuan saham AS S&P 500 hingga lebih dari 9%.

“Masih ada potensi ke atas (upside), tapi ada pelemahan sejumlah faktor [yang dapat memperlambat maupun mengancam untuk memperlambat ekonomi AS],” kata Scott Brown, Kepala Ekonom Raymond James di St. Petersburg, Florida, AS.

Dia memaparkan sejumlah indikator tersebut di antaranya adalah berkurangnya dampak stimulus fiskal AS, tensi dagang dengan AS, potensi keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dengan tidak lancar, serta kemungkinan The Fed yang terlalu ketat membuat kebijakan moneter.

Berdasarkan tingkat probabilitas kenaikan suku bunga AS, keyakinan investor saat ini telah mencapai lebih dari 70% bahwa The Fed akan benar menaikkan suku bunga pada pekan depan.

Selanjutnya, lebih dari setengah ekonom menyampaikan bahwa risiko (terhadap pertumbuhan dan inflasi) kini mulai bergerak ke bawah. Padahal, pada September, hanya 16% ekonom yang memiliki penilaian tersebut.

Kendati ada perubahan arah tersebut, ekonom tetap tidak memperkirakan pejabat The Fed dapat membuat pernyataan yang signifikan setelah FOMC terakhir pada tahun ini.

Sekitar 2 per 3 ekonom menilai The Fed akan tetap dengan pernyataannya, bahwa risiko jangka pendek terhadap outlook ekonomi masih seimbang.

Lebih lanjut, hanya 6% dari partisipan yang memperkirakan bahwa The Fed akan menyadari adanya risiko downside.

“Dari titik berdiri komunikasinya, The Fed tampaknya tidak ingin tampil terlalu dovish. Apa yang kita dengar selama 10 hari terakhir [dari pejabat Fed] sudah cukup,” ujarnya mengacu kepada pidato Powell dan Wakil Gubernur Fed Richard Clarida.

Selain itu, para ekonom yang disurvei juga memperkirakan The Fed akan mengeluarkan pembaruan perkiraan pertumbuhan, tenaga kerja, dan inflasi untuk periode tiga tahun ke depan dalam FOMC Desember

Simak terus berita tentang suku bunga hanya di Tempo.co

BISNIS.COM

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya