2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Kamis, 6 Desember 2018 21:18 WIB

Warga mengikuti sosialisasi ciri keaslian Rupiah di Kota Langgur, Maluku Tenggara, Maluku, 5 November 2018. Bank Indonesia menerima penukaran uang lama atau uang lusuh dengan kualitas fisik 3/4 bagian yang utuh. Artinya, bila ada uang kertas yang robek dalam 1/4 bagiannya, masih bisa ditukar ke uang baru. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat. Dia mengatakan level tersebut merupakan angka rata-rata sepanjang 2019.

BACA: Rupiah Melemah Menyusul Keraguan atas Kesepakatan AS - Cina

"Kami memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak pada rata-rata Rp 14.725 per dolar AS. Sedangkan pada akhir tahun akan berada pada level Rp 14.820 per dolar AS," kata Wisnu dalam paparanya pada acara "Economic Outlook for Media" di Menara Bank Danamon, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Desember 2018.

Dalam perkiraan pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2019, rupiah diperkirakan berada pada rentang Rp 14.700 hingga Rp 15.200 per dolar AS. Adapun, menurut catatan Bank Indonesia, hingga 16 November 2018 rupiah tercatat telah terdepresiasi hingga 7,14 persen.

Adapun nilai tukar rupiah dalam Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR tercatat melemah. Pada Kamis, 6 Desember 2018, rupiah pada JISDOR berada pada angka Rp 14.507 dari sebelumnya Rp 14.383 per dolar Amerika Serikat.

Wisnu mengatakan fundamental rupiah masih akan terdampak dari kondisi neraca pembayaran, khususnya defisit transaksi berjalan. Menurut dia, secara fundamental neraca pembayaran saat ini masih dalam kondisi tertekan.

Advertising
Advertising

"Itu lah yang bikin rupiah bergerak. Dibandingkan negara lain, Indonesia bedanya disitu," kata dia.

Sementara itu, posisi rupiah juga masih akan bergerak dan cenderung lemah seiring dengan kondisi surat utang pemerintah dalam portofolio investasi yang melambat. Selain itu kondisi neraca perdagangan khususnya ekspor-impor juga masih akan ikut mempengaruhi nilai tukar pada 2019.

Wisnu menuturkan, kondisi perang dagang lewat perang tarif antara Cina dan Amerika Serikat yang hanya ditahan juga masih membayangi kondisi nilai tukar pada 2019. Karena itu, kata dia, rupiah masih memerlukan kebijakan yang tepat untuk menahan laju pelemahan.

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

2 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya