TEMPO.CO, Jakarta -Pergerakan nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, 5 Desember 2018, bergerak melemah sebesar 94 poin ke posisi Rp 14.383 dibandingkan sebelumnya Rp 14.289 per dolar AS.
BACA: Nilai Tukar Rupiah Melemah, Analis: Masih Wajar
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pergerakan mata uang rupiah kembali berbalik melemah menyusul sikap pelaku pasar yang kembali meragukan kesepakatan penangguhan pengenaan tarif impor di antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Situasi itu membuat mata uang Yuan Cina melemah dan berimbas pada pergerakan sejumlah mata uang di kawasan Asia lainnya, termasuk rupiah," katanya, Rabu, 5 Desember 2018.
Di sisi lain, lanjut dia, adanya perkiraan penurunan kredit konsumsi akibat imbas kenaikan suku bunga Bank Indonesia turut menahan pergerakan mata uang rupiah."Situasi itu juga menjadi faktor penahan kenaikan rupiah," katanya.
BACA: Arus Modal Asing ke Pasar SBN Rp 35 Triliun Kuatkan Rupiah
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan penerbitan "front loading" global bond senilai 3 miliar dolar AS oleh pemerintah diharapkan dapat menjaga pergerakan rupiah.
"Front loading itu merupakan bagian dari penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN untuk pembiayaan defisit APBN 2019 dan pembayaran SBN yang jatuh tempo senilai Rp 825,7 triliun," katanya.
Baca berita tentang Rupiah lainnya di Tempo.co.