Dua Produk dari Palestina Ini Bebas Bea Masuk ke Indonesia

Kamis, 6 Desember 2018 18:49 WIB

Seorang pedagang berteriak saat menjual kurma dagangannya dalam acara Festival Kurma Terbesar di Dunia atau Buraidah Dates Festival di Buraidah, al-Qassim, Arab Saudi, 29 Agustus 2018. Ada berbagai jenis kurma yang dijual di festival ini, tapi yang terkenal adalah kurma sukari dengan warna kuning kemerahan. REUTERS/Hamad I Mohammed

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Palestina baru memasukkan kurma dan minyak zaitun ke Indonesia. “Untuk Palestina (tarif bea masuk) 0 persen. Sementara baru mendatangkan kurma dengan minyak zaitun. Presiden bilang, apapun yang mereka mintakan, penuhi,” kata dia di Bandung, Kamis, 6 Desember 2018.

Enggar mengatakan, saat ini barang impor dari Palestina itu dikirim via negara lain. “Sebagian kurmanya itu melalui negara lain. Tapi kita tahu, itu kurma Palestina. Ini kurma you, tapi dari negara lain, there’s no choice, untuk Palestina, ya sudah. Tetapi saya bilang, kalau anda mau langsung, kita langsung. Kurmanya sudah mulai meningkat. Yang kedua, minyak zaitun. Mereka berkeras betul. Saya bilang, minyak zaitun kita kasih prioritas Palestina,” kata dia.

Enggar mengklaim, perjanjian kerjasama perdagangan dengan Palestina itu satu-satunya yang diteken tanpa menghitung untung rugi. Perjanjian kerjasama tersebut berisi pembebasan tarif impor untuk seluruh produk dari Palestina itu diteken di Argentina di sela pertemuan WTO pada Desember 2017. “Tanda tangan saja kita. Dan itu saya mulai di Argentina, waktu itu mulai, di WTO. Kemudian pada waktu di Jakarta dengan Duta Besarnya, saya bilang, what next, apa lagi yang you mau,” kata dia.

Menurut Enggar, pemerintah Indonesia membebaskan Palestina memilih produknya yang akan di ekspor ke Indonesia. “Persoalannya, mereka keluar barang dari Palestina susah. Dan saya bilang, mari kita sama-sama (jaga) jangan sampai ada ‘free rider’. ‘Free rider” itu adalah barang dari negara lain, numpang atas nama Palestina, seolah-olah. Kita sama-sama menjaga. Anda silahkan saja, kasih tahu kita, kita kasih zero tarif,” kata dia.

Enggar mengatakan, Palestina saat ini meminta agar Indonesia mengimpor barang ke Palestina. “Sekarang mereka bilang, tolong dong kirim barang dari Indonesia. Saya bilang, apa yang you mau, kasih list-nya pada kita. Kita kirim,” kata dia. “Mereka lagi persiapkan.”

Advertising
Advertising

Enggar mengaku, Indonesia membebaskan Palestina untuk mematok tarif masuk berapa saja untuk barang Indonesia yang akan di ekspor ke Palestina. “Saya tidak nanya tarif. Tidak nanya apa. Kita masuk aja, you mau kenain berapa. Ya kita demi rakyat Palestina,” kata dia.

Enggar mengatakan, dalam waktu dekat, Indonesia akan menyusul menandatangani perjanjian perdagangan dengan sejumlah negara. Diantaranya Australia. “Kita tunggu waktu yang tepat. Kita tunggu dari Menteri Luar Negeri. Tinggal itu. Semua (materinya) sudah. (Isinya) nanti pada saatnya. Semua sudha klir. Tanggal 16 Desember ini Insya Allah dengan AFTA, tanggal 17 Desember dengna Mozambique,” kata dia.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri, Oke Nurwan mengatakan, Indonesia membuka diri untuk semua produk komoditas dari Palestina. “Kita buka semua, selama itu dari Palestina. Ini kan untuk mendukung ekonomi Palestina,” kata dia pada Tempo di Bandung, Kamis, 6 Desember 2018.

Oke mengatakan, Indonesia menutup mata soal cara Palestina mengirim barangnya. “Terserah mereka, tapi di sini kita membuka pintu. Itu urusan mereka bagaimana cara keluarnya,” kata dia. “Walaupun minyak zaitun tidak murni dari Palestina, tapi eksportirnya orang Palestina.”

Oke mengatakan, volume barang yang masuk dari Palestina diakuinya masih relatif kecil. Dia tidak merincinya. “Kecil, tidak signifikan. Gak berpengaruh pada ekonomi kita,” kata dia.

Berita terkait

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

33 menit lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

5 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

6 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

7 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

7 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

8 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

8 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

9 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

9 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

10 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya