Sri Mulyani: Dunia Usaha Akan Hadapi Lesunya Permintaan

Senin, 3 Desember 2018 18:40 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan saat menghadiri Remark Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) - LPEI Cocktail pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di The Laguna Resort, Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa ke depan, dunia usaha akan menghadapi tantangan dari demand side atau sisi permintaan. "Kalau kemarin khawatir nilai tukar, sekarang anda akan berhadapan demand side yang mengalami penurunan," kata Sri dalam acara CEO Network di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Senin, 3 Desember 2018.

Sri Mulyani menceritakan perbincangannya dengan beberapa menteri dari berbagai negara saat gelaran G-20 di Buenos Aires, Argentina, beberapa waktu lalu. Salah satunya dengan Menteri Perminyakan Arab Saudi Al-Falih.

Al-Falih, kata Sri Mulyani, menilai kondisi pasar dunia memang belum pasti di tengah permintaan minyak yang menurun dan produksi minyak yang saat ini oversupply. "Maka saat ini tergantung pada Rusia dan Arab Saudi bagaimana mengatur keseimbangan akibat ekses suplai ini," ujarnya.

Harga minyak dunia sedang menurun beberapa bulan terakhir. Kemarin, harga minyak berada di level US$ 60 per barel. Tren penurunan harga ini mulai terjadi pada pertengahan Oktober lalu, setelah sempat mencapai puncaknya pada awal Oktober di kisaran US$ 90.

Selain dengan Al-Falih, Sri Mulyani juga berbicara dengan dua pejabat penting di Eropa yaitu Menteri Keuangan Britania Raya Philip Hammond dan Menteri Keuangan Italia Giovanni Tria. Sri menanyakan apakah arah perekonomian kedua negara masih akan mendukung ke arah pembangunan ekonomi dunia yang berkelanjutan.

Di Britania Raya saat ini sedang terjadi penentuan Brexit (British Exit) apakah Britania Raya (Inggris, Skotlandia, Wales, Irlandia Utara) untuk keluar dari Uni Eropa atau tidak. Sementara Italia mengalami kontraksi pada perekonomian mereka akibat permintaan domestik yang melemah sehingga ikut menggerus Pendapatan Domestik Bruto (PDB). "Untuk Brexit, mereka bilang itu tinggal masalah voting yang menang siapa, kalau Italia baru akan melakukan pembicaraan," ujarnya.

Advertising
Advertising

Maka secara global, kata Sri Mulyani, kondisi perekonomian dunia mungkin akan lebih stabil tapi masih tetap dengan pertumbuhan yang rendah. Meski begitu, Sri Mulyani menilai Indonesia masih memiliki fondasi pelindung yaitu permintaan domestik yang masih tinggi. "Kami perlu menjamin domestic demand tetap kuat dan tahan," ujarnya.

Sri menuturkan, ada tiga komponen dari domestic demand yang dijaga oleh pemerintah yaitu konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, dan investasi. Sementara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 yang baru saja disetujui Pemerintah dan DPR, menurut dia sudah diatur cukup baik sebagai ancang-ancang ketidakpastian global di 2019. "Yaitu pada kondisi harga komoditas global yang turun, dan minyak dunia yang bukannya naik, tapi malah turun," ujar Sri Mulyani.

Berita terkait

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

12 jam lalu

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin kondisi ekonomi Indonesia dalam masalah karena terlalu tergantung pada sumber daya alam.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

19 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

19 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Grab Indonesia Sebut Ekonomi Nasional Beri Harapan bagi Pelaku Industri

2 hari lalu

Grab Indonesia Sebut Ekonomi Nasional Beri Harapan bagi Pelaku Industri

Grab Indonesia sebut ekonomi nasional memberi harapan bagi para pelaku usaha untuk bisa terus menjaga daya saing produk atau layanan

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

2 hari lalu

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.

Baca Selengkapnya