Harapan Bos BEI Soal Penyelesaian Transaksi Saham 2 Hari

Senin, 26 November 2018 11:52 WIB

Ilustrasi bursa efek dan kurs Rupiah. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia atau BEI hari ini, Senin, 26 November 2018 mulai memberlakukan regulasi soal waktu penyelesaian transaksi saham atau settlement menjadi dua hari atau T+2. Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan dengan dilaksanakan regulasi baru ini bisa meningkatkan likuiditas melalui percepatan pengindeksan saham.

Baca juga: Catat Rekor, Investor Saham Baru di BEI Capai 200 Ribu

"Selain itu, diharapkan bisa meningkatkan defisit rasio operasional serta mengurangi resiko sistemik yang dapat terjadi di pasar modal," kata Inarno dalam sambutan saat membuka perdagangan sekaligus peresmian regulasi T+2 di Main Hall BEI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin 26 November 2018.

Kemarin, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK juga telah meresmikan, adanya regulasi T+2. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan dengan regulasi tersebut dana yang ada bisa digunakan untuk keperluan lain sehingga aktivitas ekonomi bisa lebih cepat.

"Sehingga likuditas lebih tinggi. Sebab, dana satu hari itu bisa mencapai triliunan," kata Wimboh dalam acara HUT OJK dan peluncuran transaksi bursa T+2 di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan, Minggu, 25 November 2018.

Dikutip dari laman resmi BEI, waktu atau siklus penyelesaian bursa T+2 merupakan sebuah penyelesaian transaksi di mana penyerahan efek oleh penjual dan penyerahan dana oleh pembeli dilakukan pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa. Adapun, Indonesia menjadi negara kedua di ASEAN yang menerapkan aturan ini.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan praktik yang diterapkan oleh Bursa di dunia, salah satu rekomendasi pengembangan Pasar Modal Dunia dan praktik yang ada saat ini adalah mempersingkat siklus penyelesaian transaksi Bursa. Saat ini negara - negara di Kawasan Eropa, Asia, dan Amerika sudah mulai mempercepat siklus penyelesaian mereka dari T+3 menjadi T+2.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gde Nyoman Yetna Setia menambahkan, bagi emiten adanya regulasi ini bakal menambah nilai atau value bagi perusahaan. Sebab, harga saham akan selalu mencerminkan kondisi perusahaan yang lebih baru (up to date).

"Selain itu, yang kedua tentu bisa lebih likuid sahamya, kalau nanti bermaksud untuk menjual pasarnya tuh ada. Kalo barang atau investasi kita likuid semakin lebih mudah memonetisasi," kata DIrektur Penilaian Perusahaan BEI tersebut ditemui secara terpisah, Senin.

FAJAR FEBRIANTO

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

15 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

7 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

8 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

14 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

14 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

14 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya