TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Susi Air menghentikan pelayanan penerbangan bersubsidi Pemerintah Pusat rute Bandara Beringin Muara Teweh Kabupaten Barito Utara ke Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Susi Air adalah maskapai penerbangan yang didirikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Baca juga: Lebaran 2018, Susi Air Tambah Jadwal Penerbangan Jakarta-Cilacap

"Sejak Rabu, 21 November 2018 penerbangan terakhir Muara Teweh-Palangka Raya, karena kontrak kerja sama subsidi 2018 telah berakhir," kata petugas Bandara Beringin Muara Teweh, Suriadi, Jumat, 23 November 2018.

Penerbangan Susi Air menggunakan pesawat jenis Cessna berpenumpang 12 orang dengan frekuensi tiga kali sepekan, yakni setiap Selasa, Rabu, dan Kamis, dengan harga tiket Rp 454.100 (termasuk airport tax) untuk rute Palangka Raya-Muara Teweh dan sebaliknya dengan harga Rp 444.100 per orang.

Dengan berakhirnya kontrak kerja sama bersubsidi tersebut, maka rute penerbangan itu sementara ditutup dan tidak diketahui pasti kapan lagi dibuka. "Diperkirakan penerbangan bersubsidi akan beroperasi lagi pada Maret 2019 mendatang," katanya.

Saat ini pesawat yang mendarat di Bandara Beringin Muara Teweh hanya pesawat carteran dari sejumlah perusahaan tambang batu bara dan kegiatan survei. Masyarakat di daerah ini mengharapkan tahun depan selain penerbangan Muara Teweh - Palangka Raya juga dibuka rute Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Balikpapan (Kalimantan Timur) seperti beberapa tahun lalu.

Seorang warga, Alwandi, mengatakan, penghentian penerbangan Susi Air ke daerah ini sangat dirasakan warga karena transportasi udara merupakan jasa angkutan alternatif yang cepat terutama di Kabupaten Barito Utara yang letaknya di pedalaman Kalteng.

"Kalau kami menggunakan angkutan darat, jarak tempuh ke Palangka Raya relatif lama sekitar tujuh jam dan ke Banjarmasin mencapai sembilan jam," ucapnya.

ANTARA