Prabowo Kritik Jokowi: Hari Ini Bilang A, Besok Bilang Hal Beda

Rabu, 21 November 2018 18:26 WIB

Pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, menggelar konferensi pers pernyataan sikap terkait gempa Donggala dan Palu di rumah pribadi Prabowo, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Senin malam, 1 Oktober 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ikut menanggapi keputusan pemerintah untuk melakukan relaksasi terhadap daftar negatif investasi atau DNI. Ditemui usai menghadiri acara Indonesia Economic Forum atau IEF, Prabowo Subianto mengatakan bingung dengan kebijakan pemerintah tersebut.

Baca: Prabowo Bandingkan Rasio Pajak di Era Soeharto dan Jokowi

Sebabnya, relaksasi DNI yang dilakukan lewat Paket Kebijakan Ekonomi ke-16 tersebut tidak tersampaikan dengan jelas. "Saya bingung, hari ini bilang A, besok bilang dengan hal beda," kata Prabowo ditemui usai memberikan pidato dengan judul "The Path Ahead for Indonesia" di IEF Hotel Shangri-La, Karet, Jakarta Selatan, Rabu, 21 November 2018.

Sebelumnya, pemerintahan presiden Joko Widodo atau Jokowi meluncurkan paket kebijakan ekonomi ke-16. Dalam salah satu paket kebijakan ini, pemerintah memberikan relaksasi berupa pelepasan daftar negatif investasi (DNI) sebanyak 54 bidang. Dengan melepas DNI, artinya, modal asing bisa masuk lewat kepemilikan saham sebanyak 100 persen.

Belakangan relaksasi DNI ini dikritik banyak pihak. Sebabnya, angka bidang yang direlaksasi disebut-sebut berubah-ubah. Selain itu, relaksasi ini juga dianggap membahayakan keberadaan usaha kecil seperti UMKM.

Advertising
Advertising

Sementara itu, calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo, Sandiaga Uno mengatakan dirinya mempertanyakan mengenai kebijakan relaksasi tersebut. Karena dia melihat masih belum ada kepastian mengenai berapa banyak bidang yang direlaksasi oleh pemerintah dalam kebijakan itu.

"Masih banyak yang membingungkan dari paket kebijakan tersebut termasuk soal DNI. Mana yang bisa 100 persen dikuasai asing mana yang tidak," kata Sandiaga dalam pertemuan yang berbeda di acara yang sama.

Sandiaga menilai, jika hal benar adanya tentu tidak akan menguntungkan bagi pengusaha kecil seperti UMKM. Karena itu, dalam pandangan tim Prabowo-Sandi, UMKM, pemerintah seharusnya memperhatikan pada level mana atau industri apa investor asing bisa masuk dan berkompetisi.

Baca: Janji Sandiaga Bila Terpilih: Cicil Utang Pemerintah Hingga Lunas

Untuk mencegah terjadinya kerancuan pemerintah, kata Sandiaga harus menjelaskan seberapa banyak bidang-bidang yang direlaksasi tersebut memiliki jumlah pekerja. Selain itu, pemerintah juga perlu menjelaskan secara lebih detail UMKM mana saja yang akan terdampak oleh kebijakan ini.

Simak berita terkait Prabowo lainnya hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

52 menit lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

59 menit lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

1 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

1 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

1 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

2 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

2 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

3 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya