Darmin: Defisit Transaksi Berjalan Tidak Besar, Tapi Merepotkan

Senin, 19 November 2018 17:09 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution ditemui usai mengikuti salat Idul Adha di Masjid Al-Hakim, Graha Sucofindo, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Agustus 2018. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan saat ini Indonesia menghadapi persoalan yang pelik terkait transaksi berjalan yang defisit, terlebih jika masalah ini sering kali dibawa ke ranah politik. "Kita itu kan di bidang ekonomi, menghadapi persoalan fakta-fakta, bahwa transaksi berjalan kita defisitnya, walaupun tidak besar sekali, tapi cukup merepotkan," katanya, di kantornya, Senin, 19 November 2018.

Baca: BI: Upaya Tekan Defisit Transaksi Berjalan Butuh Waktu

Secara umum, kata Darmin, pemerintah ingin supaya defisit transaksi berjalan (CAD) itu berkurang secara bertahap. Untuk menekan CAD tersebut, harus ada investasi terlebih dahulu.

Menurut Darmin, agar investasi masuk ke dalam negeri, pemerintah dan Bank Indonesia mengambil langkah kebijakan, seperti yang menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen. Ia menilai yang dilakukan BI bertujuan agar memberikan keyakinan kepada pasar, bahwa investasi di Indonesia menguntungkan, karena tingkat bunga tinggi. Dengan begitu, pasangan dari transaksi berjalan yaitu transaksi finansial dan modal bakal membaik.

Lebih lanjut Darmin menjelaskan inti dari sejumlah kebijakan pemerintah seperti penerapan B-20, kebijakan bea masuk impor dan paket kebijakan ke-16 untuk mengisi kekurangan Indonesia di bidang ekonomi. "Perluasan insentif pajak, kemudian DHE, dan relaksasi DNI, ini semua tujuannya adalah untuk mengisi," katanya.

Advertising
Advertising

Kalau dilihat industri secara keseluruhan, menurut Darmin, banyak sekali potensi investasi yang bolong sejak lama. Jika solusi hal itu itu tidak dipikirkan, maka tiap kali ekonomi Indonesia tumbuh, namun barang yang dibutuhkan tidak ada di dalam negeri, artinya Indonesia harus melakukan impor. "Apa kita mau begitu terus?" ucapnya.

Darmin menyebutkan, meskipun memasuki tahun politik seperti sekarang, tiap orang tidak bisa hanya berpikir politik. "Tapi kita perlu berpikir apa yang perlu kita lakukan di bidang ekonomi."

Sebelumnya, pemerintahan presiden Jokowi meluncurkan paket kebijakan ekonomi ke-16. Dalam salah satu paket kebijakan ini, pemerintah memberikan relaksasi berupa sejumlah sektor dilepas dari Daftar Negatif Indonesia atau DNI. Artinya ada sejumlah sektor yang bisa dikuasai kepemilikannya sebesar 100 persen untuk investor asing.

Baca: BPS Sebut Defisit Perdagangan Melonjak, Kemenkeu: Masih Sehat

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan dalam daftar relaksasi tersebut pemerintah melepas sebanyak 54 bidang usaha ke asing. "Tentunya dengan pelepasan DNI diharapkan bisa meningkatkan nilai investasi," kata Edy saat mengelar konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat pekan lalu, 16 November 2018.

Simak berita menarik lainnya terkait defisit hanya di Tempo.co.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

8 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

15 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

2 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya