Pengusaha Ikan Patin Kantongi Ratusan Miliar Rupiah dari Dubai
Reporter
Antara
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 18 November 2018 18:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Selama pameran SEAFEX 2018 di Dubai , Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) mencatat transaksi bisnis ikan panten lebih dari 10 juta Dolar Amerika Serikat (USD) atau setara dengan Rp 145 miliar. Ikan patin Indonesia yang diusung di dalam pameran itu bermerk 'Indonesia Pangasius'. "Indonesia Pangasius disambut dengan sangat baik oleh eksportir dari negara Timur Tengah dan Asia," kata M Suhadi, Ketua APCI, Minggu 18 November 2018.
BACA: Pengusaha Kapal Usul Penggunaan B20 untuk Angkutan Laut Ditunda
APCI ikut berpartisipasi sebagai salah satu peserta ekshibisi di SEAFEX Timur Tengah pada tanggal 30 Oktober-1 November 2018 di Dubai World Trade Centre. Menurut Suhadi, di hari ketiga Ekshibisi di SEAFEX di Dubai 2018, senyum lebar menghiasi wajah rombongan dari APCI di paviiion Indonesia. Lebih dari 45 pembeli yang berpeluang tinggi telah terdaftar dalam pertemuan dan transaksi bisnis yang mayoritas adalah dari negara United Arab Emirates (UAE).
"Dari keseluruhan minat pembeli tersebut, diperkirakan kegiatan ekshibisi ini akan menghasilkan bisnis lebih dari 10 juta dolar," katanya. APCI berdiskusi dan melakukan eksplorasi kepada para 'buyer' selama pameran berlangsung.
Hasilnya, APCI menyimpulkan sebagian besar buyer sedang mencari alternatif suplai pangasius ke pasar. Terutama bagi negara-negara yang sedang mengalami permasalahan dengan impor dari Vietnam. "Adanya tawaran dari Indonesian Pangasius ini merupakan angin segar bagi para pembeli," katanya.
APCI telah meluncurkan Brand Pangasius (patin) baru bagi dunia Internasional yaitu "Indonesian Pangasius - The Better Choice". Peluncuran ini akan diselenggarakan pada saat pameran berlangsung tanggal 30 Oktober 2018, di Dubai.
Menurut Suhadi, industri ikan pangasius Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat. Terlihat dari produksi ikan pangasius yang terus meningkat di sepuluh terakhir dari 33.000 ton di tahun 2006 hingga mencapai 437.000 ton di 2016. "Ini menjadikan Indonesia salah satu produsen ikan pangasius terbesar di dunia," katanya.
Lebih lanjut Suhadi menyebutkan, selama ini industri ikan pangasius Indonesia lebih banyak bermain di pasar dalam negeri saja. Pangasius fillet menduduki posisi sebagai ikan yang paling populer di pasar domestik. Selain dipasarkan di supermarket untuk konsumen rumah tangga, ikan pangasius fillet telah mendapat tempat yang strategis dalam industri jasa makanan di Indonesia yang melayani hotel, restoran, catering (horeca) serta penerbangan.
Ia mengatakan, keikutsertaan di SEAFEX yang sekaligus peluncuran Brand "Indonesian Pangasius" ini merupakan momen penting yang mengawali kegiatan bisnis ekspor bagi industri ikan pangasius Indonesia.
<!--more-->
APCI, bersama sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pengolahan ikan pangasius, bersiap tampil di pasar dunia. Uni Emirat Arab (UAE) dipilih untuk mengawali bisnis ekspor ikan pangasius Indonesia dilihat dari potensinya yang tinggi sebagai pintu gerbang masuk ke pasar Timur Tengah.
"Kita melihat adanya permintaan yang terus meningkat dari negara-negara Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini, baik itu dari sektor pariwisata maupun juga untuk pemenuhan kebutuhan ikan dalam 'food services' di kegiatan Haji dan Umroh. Kami senang dapat melayani kebutuhan pasar ini," kata Suhadi.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP, Slamet Subijakto, memberikan ulasan mengapa kegiatan ekspor bagi Pangasius ini sangat penting. Apresiasi dan dukungan diberikan kepada APCI untuk mengembangkan pasar pangasius termasuk pasar ekspor di Timur Tengah.
"Melalui budidaya dan prosesing yang baik yang telah diimplementasikan di Indonesia, keamanan pangan dan 'traceability' nya bisa dijamin mengikuti standar yang diminta oleh pasar Internasional," kata Slamet.
Direktur Penguatan Daya Saing produk Kelautan dan Perikanan, Rifky Effendi Hardijanto mengatakan sekarang waktu yang tepat bagi produsen pangasius untuk melebarkan sayap ke pasar di luar negeri, dengan menggunakan Brand Payung 'INDONESIAN PANGASIUS'.
"Dengan identitas brand nasional seperti ini (Indonesia Pangasius), maka akan menjadi jaminan kualitas bagi para pembeli luar negeri. Harapan kami, ini merupakan jalan untuk Indonesia menjadi eksportir pangasius terbesar," katanya. Setelah sukses mengikuti pameran di SEAFEX 2018, asosias pengusaha ikan patin bersiap mengikuti ekshibisi berikutnya di negara Timur Tengah.