Defisit Neraca Perdagangan Oktober Melambung Hingga USD 1,82 M

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 15 November 2018 12:08 WIB

Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta, 26 April 2017. Surplus neraca perdagangan Februari 2017 mencapai sebesar 1,26 miliar dolar AS. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit US$ 1,82 miliar pada Oktober 2018 seiring dengan arus impor yang kembali meningkat.

Baca juga: Neraca Perdagangan Oktober Diprediksi Defisit USD 0,5 - 1 Miliar

Nilai defisit ini disebabkan posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$ 15,80 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar sebesar US$17,63 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengungkapkan defisit ini berasal dari sektor migas dengan defisit US$ 10,7 miliar dari Januari-Oktober. "Jadi PR besar kita adalah bagaimana menurunkan defisit ini," kata Kecuk, Kamis, 15 November 2018.

Ke depannya, dia berharap ada kebijakan baru yang menyentuh pada neraca jasa.

Berdasarkan tahun kalender, sepanjang Januari hingga Oktober 2018, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$ 5,5 miliar. Posisi defisit ini disebabkan defisit di neraca migas sebesar US$ 10,7 miliar, di mana defisit hasil minyak mencapai US$ 13,21 miliar.

Adapun, nilai ekspor tumbuh 5,87 persen dari September ke Oktober menjadi US$15,80 miliar didukung oleh ekspor migas dan nonmigas. Ekspor migas tercatat US$ 1,48 miliar atau naik 15,18 persen dipicu nilai gas yang naik tinggi 49,39 persen.

Sementara itu, ekspor nonmigas sebesar US$ 14,32 miliar atau naik 4,99 persen ditopang oleh peran ekspor perhiasan dan permata, alas kaki dan bahan bakar mineral.

Berdasarkan sektornya, ekspor pertanian pada Oktober mencapai US$ 320 juta atau turun 0,92 persen dipicu turunnya ekspor kakao, mutiara dan sayur-sayuran. Ekspor pertanian secara tahunan juga menurun 9,52 persen didorong oleh penurunan ekspor kopi, kakao dan mutiara.

Ekspor industri pengolahan meningkat 6,40 persen menjadi US$ 11,59 miliar disumbang oleh ekspor perhiasan, sepatu olahraga, kendaraan serta bagiannya dan lain sebagainya.

Secara tahunan, ekspor industri pengolahan meningkat 5,71 persen. Ekspor tambang tercatat menurun pada bulan Oktober sebesar 0,58 persen menjadi US$2,41 miliar dan tahunannya juga menurun 1,58 persen.

Kendati menurun, Kecuk mengungkapkan kontribusi sektor tambang dan lainnya cukup besar peningkatannya pada Januari hingga Oktober ini sebesar US$ 24,70 miliar naik 27,46 persen pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 19,38 miliar.

Neraca impor tercatat tumbuh US$17,63 miliar atau naik 20,60 persen pada Oktober 2018. Peningkatan ini dipicu oleh impor migas meningkat 26,97 persen menjadi US$ 2,91 miliar. "Ini dipicu minyak mentah dan hasil minyak serta nilai gasnya," kata Kecuk.

Impor nonmigas juga meningkat 19,42 persen menjadi US$ 14,71 miliar.

Secara sektor, ekspor konsumsi meningkat 13,28 persen US$ 13,48 dibandingkan bulan sebelumnya didorong oleh kenaikan impor buah-buahan seperti anggur jeruk mandarin dan impor life boats. Secara tahunan, impor konsumsi juga mengalami kenaikan mencapai 20,04 persen.

Peningkatan impor ini, kata Kecuk, diharapkan menunjukkan adanya perbaikan konsumsi di masyarakat sehingga dapat tercermin di dalam pertumbuhan ekonomi ke depannya.

Impor bahan baku mengalami 22,59 persen menjadi US$ 13,37 miliar dan peningkatan tahunannya mencapai 23,10 persen.

BPS mencatat impor barang modal juga masih meningkat sebesar 15,57 persen menjadi US$ 2,75 miliar dipicu oleh masih banyaknya impor mesin.

Menurut Kecuk, hal ini disebabkan oleh masih adanya penyelesaian proyek infrastruktur di dalam negeri.

Berdasarkan neraca perdagangan Januari-Oktober 2018, impor nonmigas naik 22,58 persen didorong oleh impor mesin, peralatan listrik dan pesawat mekanik serta besi dan baja.

Berita terkait

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

1 jam lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

2 jam lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

2 jam lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

4 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

5 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

9 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

2 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya