Pelemahan IHSG Diprediksi Berlanjut Hari Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 12 November 2018 07:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Binaartha Sekuritas memproyeksikan IHSG kembali bergerak di zona merah pasca-melemah dalam perdagangan akhir pekan kemarin.
BACA: Hari Ini IHSG Ditutup Menguat Didukung Apresiasi Kurs Rupiah
"Terlihat dari terlihat pola long black opening marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support," kata Muhammad Nafan Aji Gusta seperti dilansir Bisnis.com, Senin 12 November 2018.
Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, menurutnya support pertama maupun kedua memiliki range pada level 5.843,483 hingga 5.812,813.
Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 5.920,429 hingga 5.966,705. Berdasarkan indikator, MACD masih berada di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI sudah berada di area netral.
Sementara itu Reliance Sekuritas memperkirakan pada awal pekan IHSG akan bergerak cenderung mencoba menguat bertahan pada area MA50 jangka pendek dengan support resistance 5.820-5.900.
Kepala Riset Lanjar Nafi mengatakan IHSG bergerak mengkonfirmasi pola northern star secara teknikal. Indikator Stochastic dead-cross pada area overbought dengan potensi menguji level support MA50 dan MA20 sebelum mengkonfirmasi kembali pada trend pelemahan sebelumnya dengan trend line dikisaran level 5.840.
Dalam perdagangan akhir pekan kemarin, IHSGditutup melemah 1,72% atau 102,65 poin kelevel 5.874,15 dengan sektor Konsumer (-5.08%) menjadi yang kontributor terbesar penekan IHSG diakhir pekan.
Saham-saham produsen rokok menjadi penekan paling dalam dengan HMSP (-10.29%) seiring rencana usulan perubahan pembobotan indeks LQ45 dan IDX3O.
Perubahan tersebut diusulkan menambah variable free float atau saham yang beredar pada masyarakat guna mendapatan pergerakan Indeks yang lebih relevan.
Selain itu laporan mengenai batasan penjualan rokok elektrik di AS yang diduga memicu penjualan export produsen tembakau ekstrak.
Data Neraca pembayaran rilis defisit terbesar sejak 4 tahun terakhir menjadi $8.85 Miliar atau sebesar 3.37% dari GDP. Investor asing tercatat net sell 42.93 Miliar rupiah dengan Rupiah dilevel 14.678 melemah 0.18%. Benchmark obligasi 10 tahunan turun dan Yield Obligasi naik 8.7 bps kelevel 8.14%.
Simak berita tentang IHSG hanya di Tempo.co