Ini Alasan Ada Gerakan Bersama untuk Tinggalkan Sedotan Plastik

Sabtu, 3 November 2018 20:33 WIB

Inggris akan melarang penggunaan sedotan plastik pada 2019. Sumber: dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Yogyakarta -Salah satu penyumbang sampah plastik adalah sedotan minuman. Ada gerakan untuk meninggalkan sedotan dari plastik untuk mengurangi sampah plastik yang tak bisa terurai hingga 500 tahun secara alami.

Indonesia, menurut Amrullah dari Divers Clean Action, menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, bahkan sampah plastik yang dibuang ke laut tercatat sebanyak 1,9 metrik ton. “Laut semakin kotor,” kata Amrullah, di Yogyakarta, Sabtu, 3 November 2018.

BACA: Tips Mudah Kurangi Penggunaan Plastik

Setiap tahun, sekitar sepertiga biota laut termasuk terumbu karang, dan bahkan burung laut, mati karena sampah plastik. Sampah itu termasuk sedotan plastik sekali pakai yang dibuang di lautan.

Ini tentu sangat mengkhawatirkan karena terumbu karang berperan besar melindungi pantai dari erosi, banjir pantai. Selain itu juga mengakibatkan kerusakan lain selain yang diakibatkan oleh fenomena air laut. Terumbu karang juga merupakan tempat mencari makanan, tempat asuhan dan tumbuh besar bagi berbagai biota laut.

Advertising
Advertising

Ditambahkan, sekitar 70 persen sampah plastik di Indonesia dapat dan telah didaur ulang oleh para pelaku daur ulang. Tetapi tidak berlaku untuk sedotan karena nilainya rendah dan sulit didaur ulang. Maka tidak ada pelaku daur ulang yang bersedia mengambil sedotan.

BACA: Menteri Susi Pudjiastuti Kurangi Sampah, Ada Bonus Rp 100 Ribu

Rata-rata setiap orang menggunakan sedotan sekali pakai sebanyak 1-2 kali setiap hari, dan perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang. Itu berasal dari restoran, minuman kemasan dan sumber lainnya (packed straw).

Salah satu gerakan yang ditunjukkan untuk tidak memakai sedotan plastik adalah restoran cepat saji KFC. Kini tidak ada lagi penyediaan sedotan plastik kecuali bagi yang berkebutuhan khusus. “Walaupun hanya berukuran panjang 10 sentimeter namun perlu 500 tahun lamanya agar sampah sedotan plastik dapat terurai secara alami,” kata Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia.

Sebab, sedotan sekali pakai umumnya berbahan plastik tipe polypropylene yang tahan lama. Sehingga tidak terdegradasi secara alami, semakin lama menjadi butiran kecil yang disebut mikroplastik yang sangat berbahaya bagi ekosistem laut.

“Polypropylene adalah bahan yang sangat berbahaya bagi tubuh. Tentu fakta ini sangat mengkhawatirkan dan membuat kita harus bergerak melakukan suatu perubahan,” kata dia.

Sampah sedotan plastik, kata dia, masih menduduki peringkat ke-5 penyumbang sampah plastik di dunia termasuk Indonesia. KFC Indonesia sejak 2017 lalu telah mencanangkan #Nostrawmovement dimulai dengan wilayah Jabodetabek, dan pada Mei 2018. Kini gerakan tanpa sedotan plastik sudah diberlakukan di 630 gerai KFC di seluruh Indonesia. Jika terpaksa harus menggunakan sedotan, disarankan menggunakan sedotan stainless yang bisa digunakan berulangkali.

“Kami tidak menyediakan langsung sedotan plastik dengan menghilangkan dispenser sedotan dan mengajak konsumen untuk tidak menggunakannya kecuali sangat membutuhkan,” kata dia. Karena menurut Hendra, nikmatnya minum itu langsung dari gelas, bukan melalui sedotan.

Berita terkait

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

19 jam lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

5 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

8 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

9 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

10 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

10 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

10 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

11 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya