Sri Mulyani Sebut Pentingnya Memotong Tali Kemiskinan

Rabu, 31 Oktober 2018 12:43 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan saat menghadiri Remark Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) - LPEI Cocktail pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di The Laguna Resort, Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan salah satu syarat untuk memajukan Indonesia dengan memanfaatkan bonus demografi adalah generasi muda harus memiliki kualitas. Karena itu, kata dia, pemerintah berinvestasi di bidang sumber daya manusia dan kesehatan.

Baca: Sri Mulyani: Fokus Kami, Keluarga Korban Lion Air Dapat Kepastian

"Bahkan kita meng-address isu kelompok yang miskin supaya mereka yang dari kelompok keluarga miskin tidak kemudian menjadi miskin juga. Jadi memotong tali kemiskinan. Itu menjadi penting," ujar Sri Mulyani, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, 31 Oktober 2018.

Hal itu Sri Mulyani sampaikan usai diskusi Peringatan Hari Oeang ke-72 dengan tema "Dialog Lintas Generasi: Melanjutkan Estafet Pembangunan Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045."

Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan kebijakan-kebijakan pemerintah untuk bidang pendidikan 20 persen seperti yang sudah dimandatkan. Pemerintah juga fokus pada bidang kesehatan dan bidang jaring perlindungan sosial.

"Itu tujuannya adalah untuk mempersiapkan yang disebut bonus demografi itu menjadi sesuatu yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat sendiri, maupun bagi perekonomian," kata Sri Mulyani.

Jika dilihat proyeksi berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk, menurut Sri Mulyani, Indonesia akan terus menjadi negara dengan komposisi generasi muda yang dominan. Hal itu merupakan bonus demografi, di mana komposisi demografi lebih banyak berisi anak muda yang merupakan generasi produktif.

"Mereka biasanya masuk ke pasar tenaga kerja, mereka bekerja, inovatif, kreatif, maka tantangan kita adalah bagaimana dengan kesempatan demografi yang masih usia muda ini, kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk memajukan Indonesia," kata Sri Mulyani

Baca: Rizal Ramli: Saya sama Sri Mulyani Enggak Ada Masalah Personal

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Sumiyati mengatakan fokus utama dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 adalah peningkatan prestasi di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. "Melalui penguatan program perlindungan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, dan pemanfaatan berbagai ekonomi daerah serta reformasi birokrasi melalui simplifikasi dan kemudahan investasi dan ekspor," kata Sumiyati.

Simak berita menarik lainnya terkait Sri Mulyani hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

7 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

12 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

16 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

16 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

3 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya