Beras Diprediksi Surplus, Kementan: Kebutuhan Terpenuhi Produk Lokal

Reporter

Caesar Akbar

Kamis, 25 Oktober 2018 02:37 WIB

Ilustrasi gudang Bulog/stok beras. TEMPO/Tony Hartawan

Jakarta - Kementerian Pertanian memastikan kebutuhan beras domestik dapat dipenuhi oleh produksi pangan dalam negeri. Hal tersebut dikuatkan oleh data Badan Pusat Statistik yang menyatakan surplus beras mencapai 2,8 juta ton hingga Desember 2018.

Baca juga: Metode Hitung Produksi Beras Dikoreksi, Kementan: Sudah Ditunggu-tunggu

Padahal, menurut Sekretaris Jendral Kementan Syukur Iwantoro, dalam empat tahun terakhir terjadi peningkatan populasi sebesar 12,8 juta jiwa mencapai populasi 265 juta jiwa pada 2018. Artinya, dibanding sebelumnya, ada kenaikan kebutuhan beras sekitar 1,7 juta ton.

"Ternyata dengan peningkatan jumlah penduduk itu tidak ada gejolak harga. Artinya peningkatan 1,7 juta ton itu masih terpenuhi oleh pangan yang ada di dalam negeri," ujar Syukur di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018.

Syukur menegaskan angka surplus 2,8 juta ton itu adalah produksi dalam negeri. Mengenai keperluan impor beras dalam rangka pemenuhan kebutuhan domestik, menurut dia, akan dibahas di rapat koordinasi terbatas. "Kalau masalah itu (impor) dibahasnya di tingkat rakortas. Itu bukan keputusan sepihak dari Kementan."

Daripada berbicara impor, Syukur mengatakan Kementan terus berupaya untuk mewujudkan swasembada dengan meningkatkan produksi beras dalam negeri. Salah satunya, dengan memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan lahan rawa dan lahan kering.

Rabu, BPS telah mengumumkan data baru mengenai Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia 2018. Data ini merupakan data baru hasil kerjasama antara BPS bersama dengan lembaga lain seperti BPPT, LAPAN dan BIG.

Data ini dikeluarkan dengan menggunakan perbaikan metodologi perhitungan data produksi beras melalui metode kerangka sampel area. Penyusunan data ini dilakukan melalui pencitraan satelit termutahir.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan proses verifikasi data telah dilakukan di 16 provinsi sentra produksi padi. Dari verifikasi itu sebanyak 87 persen luas lahan baku sawah di Indonesia telah berhasil dipetakan. Sedangkan luas bahan baku sisanya ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018. Hasilnya, luas baku lahan sawah yang berhasil diverifikasi sejauh ini mencapai 7,1 juta hektare dari semula 7,5 juta hektare.

Dalam rilisnya, BPS mencatat luas panen tahun 2018 diperkirakan mencapai 10,9 juta hektare. Adapun, berdasarkan perhitungan luas panen diperkirakan produksi gabah kering giling atau GKG mencapai 49,65 juta ton sampai September 2018.

Sedangkan, potensi produksi sampai Desember 2018 diperkirakan sebesar 56,54 juta ton gabah atau setara dengan 32,42 juta ton beras. Karena itu, dengan angka konsumsi beras mencapai 29,57 juta ton per tahun, maka diketahui surplus beras diperkirakan mencapai 2,85 juta ton.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

23 jam lalu

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

Yudi Purnomo menilai sidang etik terhadap Nurul Ghufron bisa membuka fakta baru soal apakah Alexander Marwata terlibat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

1 hari lalu

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

Dewas KPK memastikan tak akan menunda lagi sidang etik terhadap Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

2 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

2 hari lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

2 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya