BCA Finance Yakin Capai Target Pembiayaan Baru Rp 32 Triliun
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 24 Oktober 2018 15:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - BCA Finance menyebut industri otomotif dan industri pembiayaan masih menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan III 2018 bila dibandingkan dengan periode sebelumnya kendati, saat ini perekonomian global tengah menghadapi gejolak.
Baca: Digital Perbankan, Buka Rekening BCA Bisa Tanpa Buku Tabungan
Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim berujar kondisi tersebut disebabkan oleh regulasi yang pro pasar dan pengawasan intensif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Tahun ini kinerja perusahaan masih dalam koridor yang tepat, per September 2018 BCA Finance telah membukukan pembiayaan baru sebesar 25,58 triliun," ujar Roni dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 24 Oktober 2018.
Kondisi tersebut, kata Roni, membuat perusahaannya tetap optimistis dan percaya diri dalam menjalankan bisnisnya. "Kami optimistis dapat memenuhi target pembiayaan baru sebesar Rp 32,5 triliun di akhir tahun 2018."
Dalam beberapa waktu terakhir, menghangatnya perang dagang antara Amerika dan Cina, normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat oleh The Fed, hingga kenaikan harga minyak mentah telah mengakibatkan gejolak ekonomi global.
Akibat gejolak tersebut, rupiah terdepresiasi sebesar 10,2 persen dari awal tahun hingga September 2018 dan suku bunga acuan Bank Indonesia mengalami kenaikan menjadi 5,75 persen. Meski demikian pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap akan berada dikisaran 5,1-5,2 persen.
Sebelumnya, Bank Indonesia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2018 tidak sekuat perkiraan. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan ekspor neto.
"Hampir seperti triwulan I, yaitu 5,1 persen kurang sedikit," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018. Ia tidak menyebutkan angka pasti dari pertumbuhan ekonomi triwulan III tersebut.
Mirza berujar kenaikan pertumbuhan ekspor triwulan III tidak sekuat proyeksi-proyeksi. kinerja ekspor komoditas andalan, seperti pertanian dan pertambangan, menurut dia, masih belum sekuat perkiraan. Harga komoditas ekspor Indonesia tumbuh lebih lambat, di tengah harga minyak dunia yang terus meningkat.
"Sementara itu, impor tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik, meskipun pertumbuhan impor bulanan telah menunjukkan perlambatan," ujar Mirza. Dengan perkembangan seperti itu, Mirza mengatakan pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan berada pada kisaran bawah 5,0 - 5,4 persen.
Simak terus berita tentang BCA hanya di Tempo.co