CEO Freeport Richard Adkerson dan Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin berbincang saat penandatanganan sejumlah perjanjian sebagai kelanjutan dari Pokok-pokok Perjanjian (Head of Agreement) terkait dengan penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia (PTFI) ke Inalum di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 27 September 2018. Saham PT Inalum (Persero) di PT Freeport Indonesia naik dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Corporate Communication Inalum Rendi Achmad Witular mengatakan sudah ada kesepakatan atau komitmen Inalum dengan bank asing yang akan mendanai divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Rendi mengatakan bank-bank asing tersebut berasal dari beberapa negara. "Ada dari beberapa negara. Tidak ada dari Cina," kata Rendi saat dihubungi Ahad, 21 Oktober 2018.
Rendi menjelaskan yang menjadi alasan tidak ada bank dari Cina yang mendanai divestasi Freeport adalah karena bunga yang ditawarkan bank dari Cina tidak kompetitif.
Rendi mengatakan Inalum atau pun pemerintah yakin tenggat waktu divestasi bakal tercapai. "Yakin dong. Kalau tidak yakin tidak akan tanda tangan SPA (sales and purchase agreement) kemarin itu," ujar Rendi.
Jumat lalu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mempersoalkan terkait divestasi Freeport lewat akun Twitter-nya. Dalam cuitannya, Fahri mengutip hasil rapat dengar pendapat DPR bahwa Komisi VII DPR RI mendapatkan penjelasan bahwa divestasi saham PT Freeport Indonesia masih belum terealisasi.
Menurut Rendi, dalam SPA sudah jelas bahwa proses divestasi berlangsung hingga akhir 2018. Inalum tidak pernah mengklaim bahwa proses itu sudah selesai. Inalum juga sudah menyampaikan timeline proses tersebut kepada komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu, 17 Oktober 2018.
Rendi menjelaskan Inalum baru akan menguasai 51 persen saham Freeport setelah ada pembayaran US$ 3,85 miliar. "Pembayaran baru akan kami lakukan November. Kami sedang mencari pembiayaan yang murah," kata Rendi. "Jadi kalau ada yang bilang divestasi belum, ya, kami sudah bilang dari awal bahwa prosesnya sampai akhir tahun."