Defisit BPJS Kesehatan Dikritik Jokowi, Ini Respons Menkes

Jumat, 19 Oktober 2018 12:39 WIB

Nila Moeloek. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) yang dipersoalkan karena lagi-lagi harus ditangani oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi ditanggapi oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Ia menyebutkan pihaknya akan membenahi hubungan dengan BPJS Kesehatan secara berkelanjutan.

Baca: Urusan Defisit BPJS sampai ke Presiden, Jokowi: Kebangetan

"Hubungannya dengan BPJS saya kira musti dibenahi secara sustain atau berkelanjutan," tutur Nila saat ditemui usai meninjau Pasar Jaya Kramat Jati, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 19 Oktober 2018.

Nila mengatakan penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki jaminan kesehatan. Bahkan pada tahun depan, Kemenkes menargetkan seluruh masyarakat Indonesia dapat memiliki jaminan kesehatan (universal health coverage). "Bagi yang tidak mampu, preminya dibayar pemerintah karena mereka juga berhak masuk rumah sakit dan ini bisa kita bantu screening yang dilakukan," ucapnya.

Lebih jauh Nila juga berharap agar masyarakat mau mengubah perilaku diri untuk menjaga kesehatan, karena kesehatan mahal harganya. "Kita itu harus juga menjaga, agar membantu BPJS supaya mereka itu membayar yang sakit tidak terlalu banyak. Prinsipnya itu, ya. Misalnya kita periksa tensi darah supaya tidak tinggi dan kita jaga supaya tidak sakit jantung," tuturnya.

Advertising
Advertising

Presiden Jokowi bersama kabinetnya diketahui masih terus melakukan pembahasan intensif terkait dengan persoalan defisit yang telah membelit BPJS Kesehatan sejak lama. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi sedang mengkaji akar persoalan dari permasalahan tersebut.

"Kita ingin penyelesaian sistemik. Jangan potong sepotong-potong. Dibangun sistem yang mapan nantinya. Nanti satu keputusan utuh akan diambil oleh pemerintah," kata Erani di Jakarta, Kamis, 18 Oktober 2018.

Untuk saat ini, Erani mengakui semua opsi sedang dibahas termasuk kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Kendati demikian, belum ada keputusan karena pembahasan masih berlangsung.

Erani menjelaskan, pemerintah masih berfokus melihat persoalan BPJS dari sistemnya. Soal pergantian direksi, Erani juga mengungkapkan belum ada keputusan ke arah sana. "Perbaikan sistemik untuk kepentingan BPJS Kesehatan dalam jangka panjang. Capaian-capaian sudah luar biasa, sudah lebih dari 200 juta (peserta)," tuturnya.

Sebelumnya, Jokowi terang-terangan menyatakan bahwa persoalan defisit BPJS Kesehatan seharusnya bisa diselesaikan di tingkat kementerian. "Saya tahu problem kemarin urusan pembayaran rumah sakit. Saya ngerti. Sampai di meja saya sebulan atau lima minggu lalu. Ini urusannya Dirut BPJS (Kesehatan), gak sampai ke Presiden," katanya dalam Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) di Jakarta, Rabu lalu, 17 Oktober 2018.

Baca: BPJS Kesehatan Minta Pemerintah Kucurkan Dana Talangan Lagi

Berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), defisit BPJS Kesehatan mencapai Rp 10,98 triliun. Untuk menambal defisit tersebut, pemerintah sudah melakukan penyuntikan dana hingga Rp 4,9 triliun pada tahap pertama. Selanjutnya, suntikan dana akan didapat dari cukai rokok yang peraturan presiden (Perpres) sudah diteken Presiden Jokowi pada Selasa lalu.

BISNIS

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

58 menit lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

1 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

1 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

1 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

2 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

2 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

3 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

5 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

6 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya