Pertemuan IMF - World Bank, BI Gandeng IDB Kembangkan Wakaf

Minggu, 14 Oktober 2018 11:13 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pidato pembuka saat Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Nusa Dua - Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia atau BI menjalin kerjasama untuk mengembangkan prinsip-prinsip dalam ekonomi syariah khususnya wakaf bersama dengan Islamic Development Bank (IDB). Hal ini diungkapkan di pertemuan tahunan IMF - World Bank.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan kerjasama ini merupakan lanjutan dari kerjasama sebelumnya yang juga menerbitkan prinsip-prinsip dalam pengembangan ekonomi syariah khususnya mengenai zakat.

"Hari ini, kami juga senang untuk menginformasikan bahwa pengembangan Prinsip Inti Waqaf telah diselesaikan, mengikuti keberhasilan Prinsip Inti Zakat yang telah disusun sebelumnya," kata Perry dalam sambutanya di acara Mainstreaming Islamic Finance into Global Initiatives salah satu acara pada Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Medan Room, Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Ahad, 14 Oktober 2018.

Sebelumnya Bank Indonesia bersama-sama dengan IDB dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga telah bekerja untuk berinisiatif menyusun Prinsip Inti Zakat sejak tahun 2014. Prinsip-prinsip itu kemudian diluncurkan dalam World Humanitarian Summit pada bulan Mei 2016. Prinsip Inti berfungsi sebagai referensi utama untuk elaborasi lebih lanjut peraturan Zakat di lebih dari 14 negara.

Adapun ada enam prinsip-prinsip untuk wakaf yang diluncurkan tersebut. Keenam prinsip atau enam bidang dasar yang akan dikembangkan yang mencakup pengaturan hukum, tata kelola yang baik, manajemen risiko, pengawasan, dan integritas keuangan.

Perry juga menjelaskan saat ini untuk menciptakan kesejahteraan dan mememerangi kemiskinan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi tidak bisa lagi hanya mengandalkan instrumen ekonomi konvensional. Kondisi itu, kata Perry, membuat banyak negara membutuhkan instrumen lain dalam mengembangkan ekonominya. "Salah satu solusi yang tersedia adalah dengan memanfaat ekonomi dan intrumen pembiayaan syariah," kata Perry

Advertising
Advertising

Perry menjelaskan pemanfaatan ekonomi dan instrumen syariah bisa membantu pertumbuhan inklusifitas ekonomi. Apalagi prinsip keuangan Islam sangat cocok dalam aktivitas Sustainable Developments Goals dan inklusi keuangan, serta pengembangan usaha kecil dan menengah.

Menteri Keuangnan, Sri Mulyani menceritakan bahwa di Indonesia, instrumen keuangan syariah telah menjadi bagian penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi domestik. Ia mencontohkan surat berharga syariah negara retail atau sukuk misalnya, saat ini menjadi instrumen terpenting pemerintah. Salah satunya untuk pengembangan keuangan syariah.

Karena itu, Sri Mulyani menilai, integrasi antara instrumen sukuk dan wakaf adalah inovasi yang menarik dalam keuangan syariah. Sukuk berpotensi sebagai instrumen untuk memobilisasi dana, sementara wakaf memiliki kapasitas untuk mendapatkan income dan aktifitas keuangan yang produktif.

“Karena itu, kolaborasi antara sukuk dan wakaf dapat menjadi inovasi dalam menyediakan pembiayaan berbiaya rendah untuk menjalankan keberlanjutan ekonomi," kata Sri Mulyani yang baru saja dinobatkan sebagai “Finance Minister of The Year” dari majalah Global Markets.

Baca berita lainnya tentang pertemuan IMF - World Bank di Tempo.co.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya