Rupiah Kian Loyo, Sri Mulyani Awasi Ketat Impor Barang Konsumsi

Reporter

Antara

Kamis, 4 Oktober 2018 17:15 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan laporan semester 1 APBN 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pihaknya akan terus memantau impor barang konsumsi yang sedang berusaha dikendalikan oleh pemerintah. Salah satu langkahnya adalah menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 terhadap 1.147 pos tarif atau barang komoditas.

Baca: Ekonomi Global Berfluktuasi, Sri Mulyani: Adjustment, Adjustment

Pengendalian impor barang konsumsi dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerinah menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah menembus level Rp15.000.

"(Sebanyak) 1.147 (pos tarif) itu nanti akan kami lihat laporannya setiap pekan dan posisi terakhir sudah menunjukkan penurunan. Namun kami akan lihat Oktober pekan pertama ini," ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2018.

Salah satu penyebab pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah defisit neraca transaksi berjalan. Adapun penyebab lainnya termasuk sentimen peningkatan suku bunga bank sentral AS dan sentimen perang dagang antara AS dengan China.

Advertising
Advertising

Dalam defisit neraca transaksi berjalan, nilai impor lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspor. Pengendalian impor barang konsumsi adalah satu upaya untuk mengurangi defisit tersebut.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), defisit transaksi berjalan pada kuartal II/2018 tercatat sebesar US$8 miliar atau 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut melebar dibandingkan dengan kuartal II/2017 yang sebesar 1,96 persen dan juga lebih besar dibandingkan dengan kuartal I/2018 yang sebesar 2,2 persen atau sekitar US$ 5,5 miliar.

Di samping pengendalian impor barang konsumsi, Sri Mulyani mengatakan upaya lainnya adalah kebijakan pencampuran 20 persen biodiesel ke bahan bakar solar atau yang dikenal sebagai kebijakan B20. Kebijakan B20 itu mulai berlaku pada 1 September 2018.

"Untuk BBM, yang merupakan komponen impor terbesar, kami harap B20 bisa mengurangi. Tapi kami akan lihat karena akhir September 2018 terjadi kenaikan. Dengan adanya bencana seperti ini akan ada kebutuhan dan kami akan melihat apa yang sifatnya temporer dan sifatnya tren atau kecenderungan," ujar Sri Mulyani.

Adapun bencana yang dimaksud adalah gempa dan tsunami yang melanda Palu, Donggala, dan sekitarnya di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Jumat, 28 September 2018.

BISNIS

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

18 menit lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

3 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

7 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

7 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya