Pasca Gempa Palu, Pemerintah Perbaiki Akses Logistik Ini
Reporter
Yohanes Paskalis
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 1 Oktober 2018 06:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah berupaya memperbaiki akses perhubungan menuju kawasan yang paling parah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, yakni Kota Palu dan Kabupate Donggala. Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Endra Saleh Atmawidjaja, mengatakan lembaganya berfokus membersihkan sisa longsor dan reruntuhan yang sebelumnya menutup jalur logistik menuju wilayah terdampak.
Baca: Korban Meninggal Gempa Donggala - Tsunami Palu: 832 Orang
“Kami sudah buka beberapa jalan utama, alat berat dan angkutan untuk bantuan sudah bisa lewat,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad 30 September 2018.
Sejumlah jalur penting yang dibersihkan, antara lain akses Kabupaten Mamuju menuju Donggala dan Palu, jalur Gorontalo - Kebun Kopi - Palu, serta jalur dari sebelah timur Palu, yaitu Poso - Parigi Moutong - Kebun Kopi. Menurut dia, pemulihan jalur dilakukan dengan alat berat, seperti empat eskavator dan enam pemindah material (loader), yang dikirim dari Gorontalo dan Poso, sejak Sabtu lalu.
Berbagai keperluan pengungsi pun didatangkan dari unit pelaksana teknis Kementerian PU di Makassar, Surabaya, dan bahkan Jakarta. “Ada 35 unit tangki air, 34 tenda darurat, hidran umum, dan sebagainya,” kata dia.
Akses logistik dan sejumlah fasilitas perhubungan di Sulawesi Selatan rusak pasca diguncang gempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR) yang berpusat di arah di Timur Laut Kabupaten Donggala. Gempa itu sempat memicu tsunami setinggi hampir 2 meter, dan efek susulannya masih terasa hingga kemarin. Sampai berita ini ditulis, Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 800 korban meninggal dan sekitar 530 orang luka berat akibat insiden tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, tak menutup kemungkinan bahwa lalu lintas kendaraan barang ke Kabupaten Donggala belum optimal. Pengiriman logistik sempat terhambat aktivitas masyarakat yang bergerombol di sejumlah jalan. “Tapi kita pastikan jalan provinsi bisa dilewati, paling tidak dengan mobil kecil,” tuturnya.
<!--more-->
Budi berkata lembaganya masih menginvetaris potensi kerugian akibat gempa dan tsunami. Tak hanya darat, akses perhubungan laut dan udara pun terdampak. “Pada simpul darat ada terminal yang kena, tapi hanya tipe-B.”
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), Farid Padang, mengatakan Pelabuhan Donggala dan Pelabuhan Pantoloan di Palu sudah bisa disandari kapal logistik. Saat ini, pemerintah menugaskan setidaknya enam kapal laut untuk membawa bantuan dari berbagai pelabuhan di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.
“Kerusakan pelabuhan relatif kecil, karena kami hanya perlu membersihkan robohan crane,” katanya kepada Tempo. “Layanan pelabuhan untuk komersial sudah dibuka hari ini (kemarin), tapi kami akan lebih mengutamakan masuknya bantuan korban gempa.”
Salah satu Ketua Harian Quick Response Team Kementerian Perhubungan untuk bencana Palu, Sugeng Wibowo, memastikan lembaganya akan mengalokasi dana untuk perbaikan infrastruktur perhubungan yang terdampak. “Pasti akan diajukan untuk perbaikan, seperti di runaway Bandara Mutiara SIS Al-Jufri dan Pelabuhan Donggala. Masih diinventaris kerusakannya apa saja,” ucap dia, kemarin.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, pun mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggran senilai Rp 560 miliar untuk penanganan dampak gempa. Dana siap pakai atau ‘on call’ yang ditempatkan di BNPB itu baru akan difokuskan untuk pertolongan pertama kepada korban, yakni untuk upaya penyelamatan maupun fasilitas kesehatan. “Kami proses supaya bisa dicairkan sesegera mungkin,” ujarnya.
YOHANES PASKALIS PAE DALE | HENDARTYO HANGGI | DIAS PRASONGKO