Setelah Sebut Setipis Kartu ATM, Sandiaga Lihat Tempe Sachet
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 24 September 2018 10:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno hari ini berkunjung ke Pasar Sendiko, Wonodri, Semarang. Dalam kunjungan pertamanya di ibu kota Provinsi Jawa Tengah itu, ia menemukan hal yang tak biasa yakni tempe sachet.
Baca: Kisruh Buwas - Enggartiasto, Sandiaga: Tidak Perlu Impor Beras
Tempe sachet yang dilihat Sandiaga adalah tempe yang dijual dalam kemasan sachet dan dijual oleh salah seorang pedagang bernama ibu Yani. "Ini mengantisipasi naiknya harga tempe. Ini inovasi yang dilakukan Ibu Yani," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima Jakarta, Senin, 24 September 2018. "Jadi bukan shampoo aja yang sachet. Tempe juga begitu."
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengapresiasi cara pedagang dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menghadapi gejolak ekonomi. Sebab lazimnya, kata Sandiaga, tempe dijual dalam bentuk besar dan panjang dibungkus daun pisang.
Namun berbeda dengan kali ini, Sandiaga menemukan tempe dijual dalam bentuk dipotong kecil-kecil dan dibungkus plastik transparan. "Pada umumnya, para pedagang yang saya temui di pasar ini memang mengeluhkan tingginya harga-harga dan penjualan yang menurun," katanya.
Ibu Yani menjual tempe sachet tersebut seharga Rp 350 per sachet. Sandiaga membeli tempe yang dijajakan pedagang tersebut dan mengajak masyarakat untuk terus menggiatkan perekonomian melalui pemberdayaan pasar dan UMKM.
Sebelumnya, Sandiaga juga pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait tempe. Sandiaga sebelumnya menyinggung dampak pelemahan rupiah terhadap harga kebutuhan pokok, salah satunya terhadap harga tempe yang berbahan baku kedelai impor.
Menurut Sandiaga, kondisi ekonomi saat ini sangat sulit, terlihat dari pedagang tempe yang mengecilkan ukuran tempe dan diibaratkan setipis kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). "Saya bertemu Ibu Yuli di Duren Sawit yang mengatakan ukuran tahu yang diproduksinya dikecilkan karena tidak mungkin menaikkan harga tahu disebabkan faktor daya beli," katanya saat konferensi pers di Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat malam, 7 September 2018.
Bisnis: Sandiaga: 100 Ribu Dapat Bawang dan Cabai, Begini Respons Netizen
Menanggapi pernyataan Sandiaga itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan akan mengkaji lebih jauh terkait kenaikan harga kedelai di pasaran setelah adanya keluhan dari para perajin tahu dan tempe di beberapa daerah. Pemerintah, kata dia, telah menjalin kerja sama soal kedelai dengan Amerika Serikat, salah satunya karena kenaikan nilai tukar dolar mengakibatkan rupiah jatuh. "Tetapi di sisi lain, harga kedelainya turun karena marketnya terbatas," ujarnya beberapa waktu lalu.
ANTARA