Investor Bank Muamalat, OJK : Ibarat Jodoh Tak Bisa Buru-Buru

Jumat, 21 September 2018 14:23 WIB

Bank Muamalat. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, JAKARTA – Kehadiran investor baru akan menjadi angin segar bagi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Setelah bergelut dengan persoalan permodalan dalam tiga tahun terakhir, bank syariah pertama di Indonesia ini membutuhkan suntikan modal untuk memperbaiki likuiditasnya.

Simak: Yusuf Mansur Blak-blakan Soal Kerja Samanya dengan Bank Muamalat

Sampai akhir tahun lalu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Muamalat sebesar 13,62 persen, naik dari 2016 yang sebesar 12,75 persen. Posisi CAR membaik pada kuartal III 2018 menjadi 15,92 persen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap Muamalat dapat segera mendapatkan investor baru. “Ini ibaratnya mencari jodoh tidak bisa terburu-buru,” kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo, kepada Tempo, Kamis 20 September 2018. Menurut dia, penentuan investor tidak bisa cepat karena harus ada proses penilaian.

Anggota Komisi Keuangan DPR, Hendrawan Supratikno, mengatakan lembaganya terus melakukan diskusi internal dan ikut memantau proses yang sedang berlangsung. Termasuk, perihal nama-nama calon investor yang muncul beberapa waktu terakhir. “Memang belum secara khusus dibahas dengan OJK, namun secara terbatas sudah menjadi bahan diskusi anggota. Pada saatnya nanti akan dibahas tuntas,” ujar dia.

Hendrawan mengiyakan calon investor yang berminat masuk menjadi pemodal Muamalat adalah konsorsium Ilham Habibie dan Dato Sri Tahir. “Yang disebut-sebut ada tiga. Nah, yang satu lagi masih ditunggu keseriusannya,” ucap dia. Namun dia enggan menyebutkan lebih rinci informasi tentang calon-calon investor yang dimaksud.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana sebelumnya menyatakan optimistis kinerja positif Muamalat akan terus berlanjut dan berkembang. “Alhamdulillah pada kuartal II tahun ini Muamalat mendapatkan pencapaian kinerja yang positif. Kami akan terus berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkannya, sehingga ekspansi bisnis dapat terus tumbuh,” ujar dia.

Hingga akhir semester 1 2018, Muamalat mencatat peningkatan laba bersih hingga 246,26 persen secara tahunan menjadi Rp 103,74 miliar dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 29,96 miliar. Capaian itu merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Permana mengatakan kinerja bank beberapa waktu terakhir belum dapat optimal sepenuhnya karena masih dalam proses persiapan menerima kehadiran investor baru serta restrukturisasi. Muamalat akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa pada pertengahan Oktober mendatang. Salah satu agendanya adalah pembahasan kelanjutan rencana penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dulu atau rights issue.

Dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan. Rencana lainnya adalah mendorong pengembangan kegiatan pembiayaan dan mendukung pertumbuhan bisnis Bank Muamalat.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

3 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

4 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

7 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

9 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

11 hari lalu

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai putusan MK akan memberikan legitimasi atau kepastian hukum terhadap Pemilu.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

11 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya