Rupiah Loyo, Pengusaha Ini Sebut Warga RI Tak Pantas Beli Hermes

Kamis, 20 September 2018 16:55 WIB

Syahrini menenteng tas Hermes biru saat hadir sebagai saksi perkara First Travel di Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat, pada Senin, 2 April 2018.

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Theodore Permadi Rachmat, pendiri Triputra Group ini ikut menanggapi kondisi pelemahan rupiah yang terjadi. Menurut pria yang biasa disapa Teddy ini, dengan kondisi pelemahan rupiah yang kini tengah melanda, dirinya selalu terbayang para pengguna barang impor seperti Lamborghini dan tas Hermes.

BACA: Kurs Rupiah Melemah Lagi, Ditutup di Level 14.875

"Setiap kali melihat Lamborghini, saya langsung terbayang harganya, Rp 5 miliar. Berapa ton minyak sawit mentah yang harus saya ekspor untuk mengimbangi transaksi berjalan dari masuknya mobil itu? Begitu juga kalau melihat orang yang pakai handbag Hermes. Rasanya kok enggak pantas," kata Teddy ketika melakukan wawancara khusus dengan Majalah Tempo, Rabu, 12 September 2018.

Sebelumnya, merujuk data Bank Indonesia secara year to date rupiah telah melemah sebanyak 7,5-8 persen sejak Januari hingga 19 September 2018. Sementara itu, merujuk data RTI, secara year to date rupiah telah melemah sebanyak 9,18 persen. Paling parah pada 5 September 2018, merujuk situs resmi Bank Indonesia mencatat kurs jual rupiah mencapai level Rp 15.002 per dolar AS.

Adapun merujuk Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, rupiah tercatat berada di level Rp 14839 per dolar AS. Sedangkan, di pasar valas, hingga Kamis, 20 September 2018 pukul 15.19 rupiah telah berhasil menguat sebanyak 0,30 persen ke level Rp 14796 per dolar AS.

Orang terkaya di Indonesia ke 14 menurut Majalah Forbes sejak 2014 ini juga menilai bahwa pelemahan rupiah yang terjadi saat ini, memiliki efek berbeda dengan masing-masing bisnis. Jika rupiah melemah tentu yang dirugikan adalah para eksportir sedangkan yang diuntungkan adalah para eksportir. Salah satu yang dirugikan, kata Teddy, misalnya adalah para importir mobil mewah seperti Lamborghini.

Advertising
Advertising

Meskipun demikian, pelemahan rupiah ini tak selalu merugikan. Teddy berujar dengan rupiah melemah, ekspor jadi lebih lancar dan konten lokal lebih besar. "Jadi low currency itu bisa melindungi industri lokal," ujarnya.

Teddy mengaku dirinya lebih senang dengan kondisi pelemahan rupiah ini karena lebih menguntungkan bisnisnya yang lebih banyak bergerak di bidang ekspor. Misalnya, bisnis PT Kirana Megatara anak usaha miliknya yang hampir 100 persen ekspor karet.

"Jadi, saat rupiah melemah, saya lebih senang, ha-ha-ha…. Yang komplain dolar naik kan orang-orang Jawa saja. Orang-orang yang hidup dari perkebunan dan pertambangan di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi tertawa semua," kata dia.

Teddy juga menilai tak ada angka ideal bagi kurs rupiah. Bahkan bila mencapai angka Rp 16 ribu per dolar AS pun tak masalah bagi dirinya. Yang penting, kata dia, adalah menjaga gejolak yang terjadi. "Mau Rp 14 ribu, mau Rp 15 ribu, mau Rp 16 ribu per dolar, enggak jadi masalah. Yang penting jangan bergejolak, karena gejolak memberi ketidakpastian," kata dia.

BACA: Kurs Rupiah Diperkirakan Naik Turun Hingga 2020

Teddy bahkan mengatakan rupiah yang terus melemah ini juga tak terlalu penting. Sebab, nilai kurs rupiah yang berbeda memberikan efek yang berbeda bagi masing-masing industri maupun pengusaha. Yang perlu diperhatikan adalah kestabilan nilai tukar rupiah dan juga menjaga inflasi supaya tak membesar.

"Mau 14 ribu atau 15 ribu, buat saya enggak penting. Yang penting stabil, jangan inflasi besar. Inflasi ini yang lebih ngeri dibanding devaluasi," kata mantan Presiden Direktur Astra Internasional ini.

DIAS PRASONGKO | TIM MAJALAH

Berita terkait

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

3 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

7 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya