Sri Mulyani Minta Opini WTP Sejalan dengan Kinerja Pembangunan

Kamis, 20 September 2018 13:32 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengunjungi Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2018 di jakarta Cinvention Center. 6 September 2018. TEMPO/Chitra Paramaesti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta jajarannya untuk melihat apakah opini Wajar Tanpa Pengecualian, terutama untuk pemerintah, berkorelasi dengan kinerja pembangunannya atau tidak. Sebab, pada akhirnya, keuangan negara termasuk transfer ke daerah dan keuangan di pemerintah daerah adalah instrumen untuk mencapai tujuan pembangunan.

BACA: Sri Mulyani: Pertemuan IMF Berdampak Besar Bagi Perekonomian

"Dalam menyejahterakan rakyat, mengurangi kemiskinan, memperbaiki kualitas sumber daya manusia, mengurangi pengangguran dan kesenjangan," ujar Sri Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 20 September 2018.

Berdasarkan observasi Kementerian Keuangan, ada delapan pemerintah provinsi yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian selama lima tahun berturut-turut mulai 2013-2017. Delapan provinsi tersebut, antara lain Daerah Istimewa Yogyakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Barat.

Setelah diperhatikan, ujar Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi di delapan provinsi tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dari delapan provinsi ini adalah 5,9 persen, sementara pertumbuhan ekonomi nasional hanya 5,37 persen.

Advertising
Advertising

Selain pertumbuhan ekonomi, delapan daerah tersebut juga memiliki tingkat pengangguran rata-rata 5,28 persen, alias lebih rendah dari rata-rata pengangguran nasional 5,88 persen.

Pada indeks pembangunan manusia, delapan daerah itu memiliki rata-rata indeks 69,86, atau lebih tinggi dari rata-rata nasional yang 69,55 persen. Rata-rata rasio gini dari provinsi-provinsi itu juga 0,402, lebih kecil dari rata-rata nasional, yaitu 0,418.

"Saya menyambut gembira indikator WTP yang kita harapkan merupakan indkator pengelolaan, seharusnya memang memiliki korelasi atau hubungan dengan tujuan akhir yang ingin dicapai," ujar Sri Mulyani.

Untuk itu, Sri Mulyani menegaskan bakal meminta jajarannya untuk mengembangkan indikator analisa untuk meneliti apakah opini dari Badan Pemeriksa Keuangan itu sejurus dengan indikator pembangunan secara nyata. Dengan indikator itu, harapannya pemerintah tidak terjebak pada pencapaian opini semata.

"Banyak kementerian dan lembaga yang berlomba mendapatkan WTP, seolah WTP adalah finish line-nya. Padahal, WTP itu merupakan bagian dari garis awal," ucap Sri Mulyani.

Secara umum, untuk tahun 2017, jumlah kementerian dan lembaga yang memperoleh opini WTP meningkat menjadi 79 kementerian dan lembaga dari sebelumnya 73 kementerian dan lembaga pada 2016. Sementara, pemerintah daerah yang memperoleh opini tersebut meningkat dari 374 pemda pada 2016 menjadi 411 pemda di 2017.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

17 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

17 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Suap demi Predikat WTP dari BPK

2 hari lalu

Suap demi Predikat WTP dari BPK

Suap demi mendapatkan predikat WTP dari BPK masih terus terjadi. Praktik lancung itu dinilai terjadi karena kewenangan besar milik BPK.

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

3 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

3 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya