Sri Mulyani Yakin Angka Ekspor RI Masih Bisa Ditingkatkan

Senin, 17 September 2018 19:41 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melayani permintaan tanda tangan oleh anak finalis terpilih Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2018 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 14 September 2018. Tempo/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus memonitor perkembangan neraca pembayaran, khususnya yang berkaitan dengan defisit neraca berjalan. Salah satu yang menjadi perhatian adalah angka ekspor pada Agustus 2018.

Baca juga: Defisit BPJS Kesehatan, Sri Mulyani: Hitungannya Sangat Goyang

"Ekspor growth-nya mendekati 5 persen year-on-year. Tapi kalau menurut saya itu masih bisa ditingkatkan kembali," ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 17 September 2018.

Badan Pusat Statistik nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai US$ 15,82 miliar atau turun 2,9 persen dibandingkan ekspor Juli 2018. Sedangkan dibandingkan Agustus 2017 angkanya meningkat 4,15 persen.

Di saat yang sama, Sri Mulyani menyatakan angka impor sudah bisa turun signifikan ketimbang bulan sebelumnya. Nilai impor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai US$ 16,84 miliar. Angka itu atau turun US$ 1,457 miliar atau 7,97 persen dibandingkan Juli 2018. "Kalau dari month-to-month negatif growth, tapi kalau dari year-on-year masih cukup tinggi," ujar Sri Mulyani.

Berdasarkan angka ekspor-impor tersebut, Indonesia kembali mengalami defisit neraca perdagangan pada Agustus 2018. Defisit neraca perdagangan bulan lalu adalah US$ 1,02 miliar, atau turun hampir separuhnya ketimbang Juli 2018, yakni US$ 2,01 miliar. Defisit neraca perdagangan tersebut dipicu oleh defisit sektor migas US$ 1,66 miliar, sementara sektor nonmigas surplus US$ 0,64 miliar.

Advertising
Advertising

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menilai defisit neraca perdagangan pada Agustus 2018 sudah cukup membaik ketimbang bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik mengumumkan defisit neraca perdagangan bulan lalu US$ 1,02 miliar, lebih rendah ketimbang Juli 2018 yang US$ 2,01miliar.

"Memang kita harapkan surplus ternyata masih minus, tapi sebenarnya membaik," ujar Luhut di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.

Luhut menilai efek dari pengereman impor belakangan ini mulai terasa. "Tapi kita harus sabar," ujar dia. Ia menduga dampak dari kebijakan impor pemerintah baru akan terasa di akhir tahun ini. "Saya kira dua tiga bulan ke depan mestinya akan mulai, atau paling tidak berhenti dulu, kemudian dia bertahap membaik."

Bekas Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu meyakini angka defisit akan terus membaik seiring dengan kebijakan pemerintah mengurangi impor barang-barang yang tidak perlu. Di samping, pmerintah juga memacu ekspor dan sektor pariwisata.

Pengereman impor merupakan upaya pemerintah mengurangi defisit neraca berjalan yang selama ini memberi tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Sejauh ini, Luhut berpendapat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sudah menjalankan perannya dengan baik untuk mengelola sektor fiskal dan moneter.

"Soal teknis giliran kami, seperti penerapan tingkat kandungan dalam negeri, penggunaan biodiesel B20, juga sektor pariwisata," kata Luhut. "Kemudian insentif-insentif lagi dikerjain, sekarang lagi tahap penyusunan dan eksekusi."

Berita terkait

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

6 jam lalu

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

Siapa saja 4 nama yang diusulkan PDIP di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

18 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

23 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

1 hari lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

2 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

3 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya