Pemesanan Surat Utang SBR004 di Bank Mandiri Capai 1,66 Triliun

Senin, 17 September 2018 10:20 WIB

Tampilan pengumuman produk investasi berupa surat utang saving bonds retail seri keempat atau SBR004 yang dirilis oleh Kementerian Keuangan (djppr.kemenkeu.go.id)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemesanan surat utang saving bonds retail seri SBR004 di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. hingga hari terakhir pemesanan pada Kamis pekan lalu mencapai Rp 1,66 triliun. Pemesanan tersebut melampaui target yang ditetapkan perseroan.

Baca: Surat Utang SBR004 Kebanjiran Pesanan Hingga 7,04 Triliun

Angka itu juga meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan posisi pemesanan yang tercatat pada 31 Agustus, atau dua pekan pertama penawaran yang mencapai Rp 645 miliar. Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menuturkan, sebanyak 82 persen pemesanan SBR004 berasal berasal dari dalam kelolaan Bank Mandiri.

"Dengan rincian 34 persen berasal dari dana pihak ketiga (DPK), 42 persen dari reksa dana pasar uang, dan 6 persen dari surat berharga yang diperdagangkan. “Sedangkan sebesar 18 persen dana berasal dari luar pengelolaan bank,” ujar Hery, Ahad, 16 September 2018.

Hery sebelumnya pernah menyampaikan bahwa perseroan hanya menargetkan pemesanan sebesar Rp 500 miliar. Dengan demikian, realisasi pemesanan SBR004 tersebut telah mencapai lebih dari tiga kali lipat dari target awal.

Advertising
Advertising

Sementara bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mencatatkan total pemesanan SBR004 mencapai sekitar Rp 600 miliar. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi daripada target awal perseroan yang hanya sebesar Rp 200 miliar.

“Targetnya awal Rp200 miliar, kita naikkan Rp 400 miliar, sekarang Rp600 miliar. Peningkatannya sesuai dengan peningkatan pemesanan,” kata Deputi General Manager Wealth Management Division BNI, Alwas Kurniadi Yarman, Ahad, 16 September 2018.

Alwas mengatakan bahwa mayoritas pemesanan atau 42 persen dari total pemesanan SBR004 di BNI dilakukan dengan nominal di bawah Rp 50 juta. Kalangan nasabah berasal dari nasabah ritel dalam kelompok mass market dan upper mass market.

Alwas menuturkan, dengan perhitungan pendapatan nonbunga dari penjualan SBR004 adalah sebesar 0,35 persen, maka diperkirakan total pendapatan nonbunga yang akan didapatkan perseroan dari penjualan obligasi tersebut akan mencapai sekitar Rp 2,1 miliar.

Selain SBR004, Alwas mengatakan bahwa pada Agustus - September 2018 mendatang nasabah juga banyak memilih berinvestasi pada reksadana proteksi atau capital protected fund (CPF). Instrumen investasi tersebut lebih disukai oleh nasabah saat ini karena lebih aman. "Di sisi lain, deposito juga masih bagus, tabungan yang kurang, karena rata-rata mereka mencari return yang besar,” tuturnya.

Direktur Surat Utang Negara Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan Loto S Ginting, sebelumnya, menyatakan generasi milenial termasuk pihak yang disasar oleh pemerintah untuk ikut menyerap SUN tersebut. "Umumnya mereka tertarik karena mereka kan senang dengan sistem online," katanya, pertengahan Agustus lalu.

Loto menambahkan, pihaknya pelan-pelan mengedukasi investor karena SBR001 dan SBR002 menggunakan sistem offline, dan SBR003 dan SBR004 itu sudah menggunakan sistem online. "Jadi kita terus edukasi," ujarnya.

Baca: Sasar Milenial, Surat Utang SBR004 Bisa Dibeli Mulai Rp 1 Juta

Kalau dari segi jumlah, menurut Loto, mungkin secara nominal banyak dibeli oleh investor berusia 40 tahun ke atas. "Nah bagi mereka agak sedikit kurang terbiasa secara online itu mungkin kita perlu edukasi. Makanya pak Dirjen minta tolong untuk yang usia 40 tahun, yang gaptek itu didampingi."

BISNIS

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

3 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

1 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

1 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

3 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

3 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

4 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

4 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

4 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

5 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

6 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya