DPR Setujui Asumsi Ekonomi Makro RAPBN 2019

Reporter

Antara

Kamis, 13 September 2018 22:12 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) menerima laporan hasil pembahasan RAPBN 2019 dari Wakil Ketua Banggar DPR Jazilul Fawaid saat rapat paripurna ke-30 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 12 Juli 2018. Rapat paripurna tersebut mengagendakan penyampaian Laporan Hasil Pembahasan Pembicaraan RAPBN 2019 dan RKP 2019 oleh Banggar DPR. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi XI DPR RI menyetujui asumsi dasar ekonomi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2019 dalam rapat kerja dengan pemerintah dan Bank Indonesia di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis, 13 September 2018.

Baca juga: BI: Asumsi APBN 2019 Nilai Tukar Rupiah Rp 14.300 - Rp 14.700

"Jadi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, inflasi 3,5 persen, rupiah Rp 14.400 per dolar AS, dan suku bunga SPN 3 bulan 5,3 persen. Disetujui ya?" kata Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng yang disambut persetujuan seluruh anggota Komisi XI DPR RI.

Sementara itu, tingkat pengangguran ditargetkan 4,8-5,2 persen, tingkat kemiskinan 8,5-9,5 persen, tingkat ketimpangan 0,38-0,39, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,98.

Keputusan atas asumsi dasar ekonomi makro tersebut akan dibawa ke Badan Anggaran (Banggar) DPR RI untuk dibahas lebih lanjut.

Dari sepuluh fraksi di DPR, sembilan fraksi menyatakan sepakat dengan semua asumsi dasar ekonomi makro yang diusulkan pemerintah. Namun sejumlah fraksi sebelumnya sempat menolak usulan tersebut kendati akhirnya menerima dengan catatan. Sementara fraksi Partai Hanura tidak hadir dalam rapat.

Secara lebih rinci, Fraksi PDI-P, Golkar, PPP dan Nasdem menyatakan setuju dengan keempat asumsi makro tersebut. Nasdem meminta laju inflasi harus lebih diperhatikan seiring dengan depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang diprediksi masih akan berlanjut.

Fraksi Demokrat juga setuju dengan inflasi 3,5 persen namun meminta pemerintah untuk dapat meningkatkan daya beli masyarakat yang akhir-akhir ini menurun. Dari sisi kurs, Demokrat juga meminta pemerintah bisa menurunkan defisit neraca transaksi berjalan agar rupiah bisa lebih terkendali.

Dari Gerindra, sebelum menyetujui asumsi kurs di level Rp14.400, mengusulkan asumsi rupiah Rp14.500 per dolar AS. Gerindra meminta pemerintah dan BI lebih realistis dalam menetapkan asumsi kurs. Bank Indonesia sendiri memproyeksikan pada 2019 Rupiah akan berada di kisaran Rp14.300-Rp14.700 per dolar AS.

Catatan lainnya yaitu dari Fraksi PKB yang meminta pemerintah serius memerhatikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sedangkan dari PKS menyebut RAPBN 2019 kali ini lebih realistis dibandingkan RAPBN sebelum-sebelumnya yang pernah diajukan pemerintah dalam empat tahun terakhir.

ANTARA

Berita terkait

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

6 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

1 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

1 hari lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

3 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

3 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya