Boediono Sarankan Indonesia Contek Pendidikan Singapura

Rabu, 12 September 2018 14:15 WIB

Wakil Presiden ke-11 Boediono menyampaikan sambutan dalam peluncuran buku LPI 2017 di Jakarta, 28 Maret 2018. Dalam sambutannya, Boediono mengatakan bahwa pemerintah dapat mengambil pelajaran dari pemerintah Orde Baru (Orba) khususnya soal efektifitas kebijakan ekonomi. ANTARA/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Boediono menganjurkan Indonesia belajar dari Singapura terkait peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Pasalnya, belum lama ini, media The Economist menobatkan Singapura sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.

Baca juga: Kasus BLBI, Boediono: Saya Diperiksa KPK sebagai Mantan Menkeu

"Itu suatu prestasi yang tidak main-main, nampaknya kita perlu banyak belajar dari The Little Red Dot, tetangga sebelah kita itu," ujar Boediono di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 12 September 2018.

Boediono berujar selama ini sudah banyak upaya dan program yang dilaksanakan pemerintah sejak kemerdekaan untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan hanya pemerintah, masyarakat juga sudah bersumbangsih dalam pendidikan.

"Hasilnya pun bukan tidak ada," kata Boediono. "Namun barangkali sekarang sudah waktunya bagi kita mematok target yang lebih tinggi lagi untuk pembangunan manusia di negeri ini."

Wakil presiden era pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono itu menyebut Indonesia perlu memperbaharui tekad untuk membangun manusia secara all out. Pembangunan itu harus berdasarkan kebijakan dan program yang lebih konsepsional, lebih terpadu, dan lebih sistematis.

Advertising
Advertising

"Juga implementasi yang benar-benar dilaksanakan secara konsisten, runtut, dan berkesinambungan," ujar bekas Gubernur Bank Indonesia itu.

Pembangunan manusia, menurut Boediono, merupakan salah satu jurus untuk membangun suatu bangsa. Ia menganalogikan pembangunan bangsa dengan pembersihan aliran sungai.

Menurut Boediono, ada beberapa langkah untuk membersihkan sungai. Pertama, membersihkan air di hulu sungai, sumber mata air. Lalu menjaga perjalanan ke hilir agar tidak tercemar. "Bila ini dilakukan, selang beberapa waktu seluruh air kotor akan tergantikan air bersih, sungai akan bebas dari polusi," kata dia.

Baca juga: Kasus Bank Century, Boediono: Serahkan Semua ke Penegak Hukum

Sebagaimana membersihkan sungai, Boediono mengatakan perjalanan suatu bangsa dapat dilihat sebagai aliran manusia baru yang menggantikan aliran manusia lama. Jadi, menurut dia, proses kemajuan suatu bangsa adalah proses estafet yang berkelanjutan. "Bagaimana setiap generasi menyiapkan generasi penerus yang makin unggul," kata Boediono.

Berita terkait

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

1 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

21 jam lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

1 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

3 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

3 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

4 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya