Cerita Sandiaga dan 100 Ribu, Ekonom Jelaskan Pelemahan Rupiah ..

Senin, 10 September 2018 17:01 WIB

Inflasi Ramadan-Idul Fitri Terendah dalam Tiga Tahun

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics, Piter Abdullah, mengatakan pelemahan rupiah berdampak terhadap inflasi, khususnya melalui harga barang-barang impor.

Baca: Respons Sandiaga Uno, Di Medsos Muncul Gerakan 100 Ribu Dapat Apa

"Tapi saat ini inflasi yang dipicu oleh kenaikan barang-barang impor ini belum cukup besar," katanya saat dihubungi, Senin, 10 September 2018.

Piter mengatakan hal itu terlihat dari angka inflasi saat ini, yang masih di kisaran target pemerintah, sekitar 3,5 persen. Dalam situs resmi Bank Indonesia tercatat inflasi Agustus 3,2 persen, sementara target inflasi tahun ini sekitar 3,5 persen.

Menurut Piter, saat ini terlihat ada dampak pelemahan rupiah di inflasi inti, yang selama dua bulan terakhir meningkat. Namun inflasi tidak terjadi di administered price, bahkan terjadi deflasi di volatile foods.

Advertising
Advertising

Inflasi inti merupakan komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi faktor fundamental, seperti Interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditas internasional, inflasi mitra dagang), serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

Inflasi komponen bergejolak atau volatile food adalah inflasi yang dominan dipengaruhi shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan, seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik dan perkembangan harga komoditas pangan internasional.

Sedangkan inflasi komponen harga yang diatur pemerintah atau administered prices adalah inflasi yang dominan dipengaruhi shocks (kejutan) berupa kebijakan harga pemerintah, seperti harga bahan bakar minyak bersubsidi, tarif listrik, dan tarif angkutan.

Sebelumnya, harga pangan masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat setelah calon wakil presiden Sandiaga Uno menceritakan soal uang Rp 100 ribu, yang hanya dapat dipakai untuk berbelanja bawang dan cabai. Menurut dia, cerita itu didengarnya langsung dari seorang ibu bernama Lia saat berkunjung ke Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu.

Menurut Sandiaga, kondisi yang dialami Ibu Lia bisa sangat dimengerti karena menguatnya kurs dolar terhadap rupiah akan berdampak pada harga bahan pokok. Hal ini pula yang kemudian bakal mengerek laju inflasi lebih tinggi lagi.

Sandiaga Uno, yang juga lahir di Pekanbaru, mengatakan cabai memang menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar di kampung halamannya tersebut. Karena itu, menurut dia, salah satu solusi agar harga bahan pokok di sana lebih terjangkau adalah melakukan pendekatan yang lebih holistik atau menyeluruh.

HENDARTYO HANGGI | CHITRA PARAMAESTI | FAJAR PEBRIANTO | CAESAR AKBAR

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

19 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

10 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

12 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

14 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

19 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

20 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya