Penjualan Surat Utang Negara SBR004 di Atas Rp 3 Triliun

Jumat, 7 September 2018 20:26 WIB

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso memberikan sambutan dalam acara launching Peraturan OJK tentang Obligasi Daerah, Green Bond, dan E-Registration di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Jumat, 29 Desember 2017. TEMPO/Andita Rahma.

TEMPO.CO, Jakarta - Panjangnya masa penawaran instrumen surat utang negara (SUN) berbasis tabungan atau saving bonds retail (SBR) seri SBR004 dipercaya menjadi salah satu kunci keberhasilan meraih jumlah pemesan hingga di atas Rp3 triliun.

Baca: Bukan Cina, Ini Negara Pemberi Utang Terbesar ke RI

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menilai masa penawaran SBR004 yang panjang membuka kesempatan lebih besar bagi masyarakat yang semakin sadar berinvestasi dengan adanya instrumen SUN berbasis tabungan.

“Selain kesadaran berinvestasi, kami melihat adanya kesadaran berbangsa para pemesan instrumen SBR004 untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan negara melalui instrumen SUN berbasis tabungan,” tuturnya, seperti dikutip dari Bisnis.com, Jumat 7 September 2018.

Savings Bond Ritel adalah produk SUN untuk investor individu (ritel) yang penjualannya dilakukan melalui sistem online yang dikenal dengan “e-SBN”. Sistem e-SBN merupakan salah satu milestone yang penting dalam upaya Pemerintah mengembangkan dan memperdalam pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

Advertising
Advertising

Inovasi teknologi e-SBN juga telah menjangkau investor di 34 provinsi dan memberikan kemudahan kepada investor untuk berinvestasi di instrumen SUN Ritel selama 24 jam selama masa penawaran sekaligus dapat menjangkau basis investor ritel yang lebih luas.

Hingga pekan ini, SBR004 dengan mengusung tagline “Aku Pun Bisa Investasi” yang diterbitkan secara elektronik (e-SBN) dengan masa penawaran mulai 20 Agustus hingga 13 September 2018 telah mencapai lebih dari Rp3 triliun dari target di atas Rp5 triliun.

Dana hasil penjualan SBR004 tersebut akan dialokasikan pemerintah untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2018, terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

<!--more-->

Target SBR004 jauh lebih besar dibandingkan tiga SBR sebelumnya. Dari hasil penjualan SBR001 tercapai Rp2,39 triliun, sementara hasil penjualan SBR002 Rp3,92 triliun. Strategi berbeda terjadi pada SBR003 yang meraih Rp1,93 triliun karena ditujukan pada pasar yang lebih retail dan milenial.

Sebagai produk yang merupakan penerus dari surat utang seri SBR003, penjualan SBR004 ditawarkan dengan tingkat kupon perdana yang tidak kalah menarik, yakni 8,05% pa (kupon mengambang) dengan masa tenor 2 tahun yang diperoleh dari penjumlahan antara suku bunga Bank Indonesia 7 Days Repo Rate yang sudah naik 125 bps tahun ini menjadi 5,50% dengan premium spread tetap sebesar 255 bps.

“Selain itu SBR004 serupa SBR003 dipasarkan secara daring dan melibatkan 11 mitra penjual, melampaui SBR003 yang hanya melibatkan 9 mitra distribusi. Kami optimistis, hingga masa penutupan target di atas Rp5 triliun akan tercapai,” tuturnya.

Berita terkait

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

14 jam lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

6 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

7 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

27 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 22 Triliun dalam Lelang Surat Utang Negara

35 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 22 Triliun dalam Lelang Surat Utang Negara

Pemerintah meraup Rp 22,6 triliun melalui lelang Surat Utang Negara pada Selasa, 26 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

38 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

47 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

49 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

Pemerintah telah melelang Surat Utang Negara hari ini Rabu, 13 Maret 2024. Total nominal yang dimenangkan mencapai Rp 24 triliun.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

50 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya