Kurs Rupiah Menguat, Terdongkrak Rencana BI Naikkan Suku Bunga

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 6 September 2018 17:36 WIB

20 Tahun Jatuh Bangun Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar (Erina Amelia Wijaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan hari ini, Kamis, 6 September 2018, dibanding hari sebelumnya. Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Bisnis.com, nilai tukar rupiah ditutup menguat 45 poin atau 0,3 persen ke level 14.893 per dolar Amerika Serikat, setelah pada awal perdagangan dibuka rebound dengan penguatan 63 poin atau 0,42 persen di posisi 14.875.

Baca: Efek Rupiah Melemah, Impor Porsche Hingga Ferrari Bakal Distop

Pada perdagangan Rabu, 5 September 2018, rupiah berada di posisi 14.938 per dolar Amerika. Adapun sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.875-14.905 per dolar Amerika.

Rupiah membukukan kenaikan terbesar di Asia sepanjang perdagangan hari ini. Penyebabnya adalah Bank Indonesia (BI) memberi tanda akan kembali menaikkan suku bunga acuan dan indeks MSCI Emerging Markets Currency menanjak untuk pertama kalinya pekan ini.

Mengekor penguatan rupiah adalah yen Jepang yang terapresiasi 0,15 persen, sementara ringgit Malaysia menguat 0,07 persen. Di sisi lain, peso Filipina melemah paling tajam di antara mata uang Asia lain dengan depresiasi 0,32 persen.

Kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan akan mengambil langkah-langkah pre-emptive demi mengatasi pelemahan rupiah. Di sisi lain, Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Manajemen Moneter BI, mengatakan BI sepenuhnya mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan.

Advertising
Advertising

Penguatan rupiah sejalan dengan gerak indeks dolar Amerika. Indeks yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama ini terpantau melemah 0,03 persen atau 0,024 poin ke level 95,16 pada pukul 16.42.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka turun 0,086 poin atau 0,09 persen di level 95,098, setelah pada perdagangan Rabu berakhir melemah 0,27 persen atau 0,255 poin di posisi 95,184. Pelemahan dolar Amerika pada perdagangan hari ini terbebani penguatan mata uang pound sterling Inggris. Meski demikian, pelemahan greenback dibatasi bertahannya kekhawatiran atas isu perdagangan global.

“Dolar AS terus menghadapi tekanan dari penguatan pound di tengah spekulasi terkini seputar Brexit. Masih harus dilihat berapa lama dorongan ini akan bertahan, tetapi ini memacu aksi beli kembali untuk mata uang lainnya di Eropa, seperti euro dan franc Swiss untuk saat ini,” ujar Takuya Kanda, general manager di Gaitame.com Research, seperti dikutip Reuters.

BISNIS

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

11 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya