Harga Beras Naik, Bulog Tingkatkan Lima Kali Lipat Operasi Pasar
Reporter
Andi Ibnu
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 5 September 2018 07:34 WIB
TEMPO.CO, JAKARTA - Perum Bulog meningkatkan intensitas operasi pasarnya hingga lima kali lipat. Hingga pekan lalu, operasi pasar bulog hanya dikisaran 3 ribu ton per hari, kemarin bulog menggelontorkan beras hingga 15 ribu ton per hari. “Operasi ini bakal sampai akhir tahun,” kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso di gudang bulog Jakarta, Selasa 4 September 2019.
Baca juga: Darmin Nasution: Stok Beras sampai Musim Panen Februari 2019 Aman
Kuantitas operasi pasar dinaikkan menjadi 15 ribu ton sebagai tindak lanjut penugasan pemerintah ke bulog pekan lalu. Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Perekonomian, meminta bulog menggiatkan operasi pasar karena sejak awal Agustus lalu sudah ada tren kenaikan harga beras.
Penugasan tersebut diberikan ke bulog melalui surat resmi ihwal operasi pasar yang diterbitkan Kementerian Perdagangan 31 Agustus lalu. Operasi pasar disokong oleh impor beras sekitar 600 ribu ton yang sudah tiba dan siap dipasarkan akhir pekan lalu.
Adapun stok beras bulog ada sekitar 2,6 juta ton. Sedangkan realisasi impor tahun ini sudah mencapai 1,84 juta ton dari jumlah kuota sebesar dua juta ton. Impor beras dinilai cukup membantu di saat serapan harian bulog yang masih belum optimal sejak sebulan lalu dari 10 ribu ton perhari menjadi di kisaran 5 ribu ton per hari.
Buwas, sapaan Budi, mengatakan operasi akan digelar serentak di seluruh cabang regional yang dimiliki bulog. Selain di kantor cabang, guyuran beras bulog juga difokuskan di pasar-pasar tradisional. “Ada 205 pasar tradisional di 82 kota yang jadi prioritas,” kata Buwas. Berbagai mitra bulog juga turut dilibatkan untuk membantu gelaran operasi pasar ini.
<!--more-->
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan badan usaha milik pemerintah DKI tersebut siap membantu pemasaran beras bulog. Perusahaannya, kata Arief, menyediakan tempat khusus untuk bulog menjual beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Namun untuk harga beras bulog yang dijual di luar gudang bulog akan ada selisih harga Rp 600 dari Rp 8.100 per kilogram menjadi Rp 8.750 per kilogram.
“Ya tetap lebih murah dari harga eceran tertinggi,” kata Arief. Menurutnya, operasi pasar sebenarnya belum terlalu urgent. Sebab tren kenaikan baru sekitar 4 persen dari harga normal. Adapun pasokan juga relatif masih aman. “Tapi pemerintah sekarang preventif, jadi belum harga naik gila-gilaan sudah di antisipasi,”
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh optimistis operasi bakal lancar dan cadangan beras tetap terjaga. Untuk meningkatkan serapan dalam negeri, divisi-divisi regional yang saat ini sedang panen diminta untuk memperbanyak serapannya.
“Di Sulawesi Selatan lagi panen, nanti beras dari sana dikirim ke daerah-daerah yang sedang kurang beras seperti di Jawa,” kata Tri.
Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Beras dan Padi (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan percepatan operasi pasar Bulog bisa menjaga harga beras. Namun, dia mewanti-wanti agar bulog bisa menyerap beras secara optimal sebelum puncak kemarau Oktober-November mendatang.
“Harga gabah di Jawa akhir bulan lalu sudah lebih 10 persen dari HPP di angka Rp 5.300 per kilogram, dari Rp 4.300,” katanya.