BTN Turunkan Uang Muka KPR , BCA Masih Mengkaji

Senin, 3 September 2018 07:20 WIB

Sebagai pengampu mandat penyalur KPR bagi masyarakat menengah ke bawah, Bank BTN terus berinovasi melahirkan beragam produk.

TEMPO.CO, Jakarta - Perbankan seperti Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mulai menerapkan kebijakan Bank Indonesia tentang relaksasi ketentuan loan to value (LTV) fasilitas kredit/pembiayaan perumahan sejak awal Agustus lalu. Sejumlah perbankan mengaku jika pihaknya telah menurunkan besaran uang muka (DP) kredit kepemilikan rumah (KPR), namun tak serta merta memberikannya hingga 0 persen atau tanpa uang muka.

Baca: BTN Raup Laba Bersih Rp 1,42 Triliun

“Kami tidak akan memberikan fasilitas itu (DP 0 persen), program kami paling rendah untuk kredit subsidi DP 1 persen,” ujar Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko, kepada Tempo, seperti yang dilansir Koran Tempo edisi Senin 3 September 2018.

Iman menuturkan alasannya, BTN ingin memberikan nilai lebih dan mengedukasi masyarakat untuk bertanggung jawab ketika memutuskan untuk mengambil kredit jangka panjang seperti KPR. “Ini sebuah keputusan besar, ketika orang berkeinginan untuk mengambil KPR ya dia harus belajar menabung untuk bisa membayar,” ucapnya

Advertising
Advertising

Adapun Bank Indonesia sebelumnya memang telah lebih dulu menyampaikan bahwa pada implementasinya dibebaskan kepada perbankan untuk menentukan besaran maksimum uang muka sesuai dengan manajemen risiko masing-masing.

Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja mengungkapkan masih mengkaji rencana pelonggaran uang muka. Menurut dia, program tersebut bukan tak mungkin diberlakukan secara khusus. “Bisa saja kami longgarkan tapi sifatnya case by case tergantung nasabah, tidak secara umum,” katanya.

Menurut Jahja, di tengah situasi tren bunga yang meningkat, pihaknya harus mempertimbangkan dengan matang, terkait dengan kemampuannya untuk membayar cicilan kreditnya. Dia menambahkan dengan adanya uang muka di satu sisi juga mencerminkan upaya atau komitmen nasabah dalam membayar cicilan ke depan.

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lai Darmawan menuturkan hal serupa. Relaksasi uang muka dapat mendorong pertumbuhan kredit perumahan, namun di sisi lain bank juga harus merncemati dampak lain dari kenaikan bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate yang kini berada di level 5,5 persen. “Kami ingin menyesuaikan dan memanfaatkannya, tapi akan didasarkan pada faktor risiko setiap calon debitur.”

Baca: Dirut BTN: DP Nol Rupiah Tidak Mendidik Masyarakat

Sementara itu, Direktur Consumer Banking PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani berujar memungkinkan bagi pihaknya untuk memberikan kredit perumahan tapi uang muka tersebut. Namun dengan sejumlah catatan, seperti pembebasan itu diberikan kepada nasabah dengan payroll BRI atau karyawan tetap yang penghasilan setiap bulannya dibayarkan secara otomatis ke rekening BRI. “Selain itu juga yang menjadi prioritas adalah nasabah aparatur sipil negara (ASN), kepolisian, dan TNI,” ujarnya.

Simak berita tentang BTN hanya di Tempo.co

Berita terkait

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

3 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

4 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Menteri Bahlil Soal Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, 3 Pemicu Pinjol Makin Marak

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

4 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

4 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

8 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

9 hari lalu

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

BTN Syariah membukukan laba bersih kuartal I 2024 mencapai Rp 164,1 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya