UBS Sebut Alasan Kuat BI Bakal Naikkan Lagi Suku Bunga Acuan

Senin, 6 Agustus 2018 06:00 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di gedung MPR/DPR/DPP, Jakarta, 3 Maret 2014. Dok.TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan finansial asal Swiss, UBS AG memprediksi Bank indonesia bakal kembali menaikkan suku bunga acuan di tahun 2018. "Kami melihat ada tiga alasan bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunganya," ujar Ekonom senior UBS Edward Teather dikutip dalam keterangan resmi UBS pada Ahad, 5 Agustus 2018.

Baca juga: BI Tahan Suku Bunga, Perry Warjiyo: Masih Banyak Jamu Manis

Pertama, suku bunga acuan mungkin dinaikkan hingga nilai tukar rupiah benar-benar stabil. Langkah itu, menurut Edward, diambil guna menghindari masih tingginya risiko global.

Selain itu, BI saat ini memang merupakan salah satu bank sentral yang memiliki tingkat suku bunga acuan riil yang cukup tinggi di Asia. Namun, Edward memprediksikan tekanan akan kembali muncul lantaran ia memproyeksikan adanya pengetatan dari bank sentral India dan Filipina sekitar 25 basis poin lagi.

Ketiga, Edward menyebut saat ini tampak jelas adanya ekses di perekonomian Indonesia yang perlu ditangani. Misalnya, tingginya pertumbuhan impor ketimbang ekspor. "Permasalahan itu kini juga telah menjadi perhatian pemerintah," ujar dia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Repo Rate di level 5,25 persen. Keputusan itu dikeluarkan melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Kantor Bank Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Juli 2018.

"Keputusan tersebut konsisten dengan upaya BI mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers.

Selain suku bunga acuan, BI tidak mengubah besaran pada suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility. Deposit Lending tetap sebesar 4,5 persen dan Lending Facility tetap sebesar 6 persen. "Keputusan ini juga diambil guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya.

Terakhir, BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 5,25 persen pada 29 Juni lalu. Keputusan tersebut melanjutkan tren kenaikan sebelumnya.

Pada 31 Mei 2018, BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin kini berada di level 4,75 persen dan berlaku efektif pada 31 Mei 2018 lalu. Dengan kenaikan tersebut, BI telah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali dalam enam bulan.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

6 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya