Organisasi Masyarakat Sipil Desak Jokowi Tegas Soal DMO Batu Bara

Kamis, 2 Agustus 2018 17:13 WIB

Ilustrasi Batu Bara

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi masyarakat sipil, Publish What You Pay atau PWYP menilai keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait Domestic Market Obligation atau DMO batu bara belum sepenuhnya menyelesaikan masalah. DMO adalah kebijakan dari pemerintah yang mewajibkan industri batu bara menjual 25 persen dari produksinya untuk kepentingan dalam negeri.

BACA: Jokowi di GIIAS 2018: Senang Sekali Bisa Lihat Mobil-mobil Baru

"Pernyataan Jokowi hanya sekedar meredam kegaduhan sesaat akibat tekanan publik," kata Peneliti PWYP Rizky Ananda dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 1 Agustus 2018.

Sebelumnya pada Selasa, 31 Juli 2018, Jokowi resmi membatalkan rencana pencabutan peraturan DMO dan sekaligus memastikan tetap mematok harga batu bara untuk pembangkit sebesar US$ 70 metrik per ton. "Enggak ada perubahan. Enggak ada peraturan pemerintah baru, mekanisme harga sama," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, 31 Juli 2018.

Walau begitu, Rizki menilai masih ada upaya dari pihak tertentu untuk kembali menggulirkan isu ini. Sebagai contoh, kata dia, yaitu pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang menyebut rencana pencabutan aturan DMO masih dalam tahap evaluasi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun juga mengatakan adanya peluang pencabutan pada tahun 2019.

Advertising
Advertising

BACA: Disupiri Airlangga, Jokowi Jajal Mobil AMMDes di GIIAS 2018

Untuk itu, PWYP mendesak Jokowi untuk konsisten pada aturan DMO ini. Menurut Rizky, aturan DMO bukan semata-mata ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan batu bara bagi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), tapi juga untuk mengendalikan produksinya. Sebab, selama puluhan tahun lamanya batu bara dieksploitasi tanpa batas.

Merespon polemik yang terjadi, Luhut menyampaikan bahwa tidak ada sama sekali niat dari pemerintah untuk menghapus aturan DMO batu bara. "Tidak ada dari awal intensi kami untuk menghapus volume DMO. DMO itu harus diberikan yang jumlahnya itu kira-kira 92 juta ton ke PLN, jadi PLN itu tidak akan pernah terganggu," kata Luhut di kantornya, Rabu, 1 Agustus 2018.

Untuk harga, aturan yang berlaku memang mematok besaran US$ 70 metrik per ton pada batu bara yang dibeli oleh PLN. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungsi keuangan PLN sehingga dalam kalkulasi pemerintah, ada penghematan sebesar Rp 25 triliun yang bisa dicapai.

Masalahnya, penerapan harga tetap ini dinilai akan menciptakan distorsi pada pasar karena pemerintah sampai terlibat mengatur harga. Oleh sebab itu, Luhut mengatakan hal itu masih terus dikaji pemerintah, terutama soal isi peraturan dan detil implementasinya.

Baca berita tentang Jokowi lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

10 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

10 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

12 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

13 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

13 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

14 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

14 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

14 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

14 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

15 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya