YLKI: Tarif Listrik Bisa Naik Karena Harga DMO Batu Bara Dihapus

Minggu, 29 Juli 2018 09:46 WIB

Seorang petugas memasang daftar biaya pemasangan baru dan penambahan daya listrik di kantor PLN area pelayanan Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (11/9). Tempo/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menyebut rencana pemerintah menghapuskan harga DMO atau domestic market obligation batu bara patut ditolak. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi khawatir kebijakan itu akan berdampak pada naiknya tarif listrik.

Baca: PLN: Tarif Listrik Tidak Naik Sampai Tahun Depan

"Wacana tersebut pada akhirnya akan menjadi skenario secara sistematis untuk menaikkan tarif listrik pada konsumen," ujar Tulus dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Ahad, 29 Juli 2018.

Tulus menilai rencana tersebut, bila ditinjau dari sisi kebijakan publik, adalah kemunduran. Sebab selama ini harga DMO batu bara ditetapkan pemerintah sebesar US$ 70 per metrik ton, bukan berdasarkan harga internasional.

"Jika wacana ini diterapkan maka artinya pemerintah lebih pro kepada kepentingan segelintir orang daripada kepentingan masyarakat luas yakni konsumen listrik," ujar Tulus. Dengan wacana tersebut ia menduga keuntungan eksportir batu bara akan melambung tinggi.

Sebelumnya pemerintah lewat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bakal mencabut kebijakan wajib memasok kebutuhan dalam negeri alias domestic market obligation batu bara. Luhut beralasan pembatalan DMO dilakukan supaya bisa mendongkrak nilai ekspor batu bara guna menambah devisa untuk sekaligus mengamankan defisit transaksi berjalan yang terus membebani.

Selanjutnya, harga DMO akan diganti dengan harga internasional sebagaimana harga batu bara untuk ekspor. Pemerintah juga akan meminta industri batu bara untuk iuran dengan jumlah dana tertentu, sebagaimana dilakukan pada industri sawit. Dana iuran tersebut nantinya akan dikelola oleh sebuah lembaga (BLU) di bawah Kementerian Keuangan.

Advertising
Advertising

Menurut Tulus, formulasi pemerintah yang menganalogikan industri batu bara dengan industri sawit tidak elegan. Ia menilai formulasi itu malah merendahkan martabat PT Pembangkit Listrik Negara atau PLN. "Bagaimana tidak merendahkan martabat dan derajat PT PLN, jika eksistensi dan cash flow PT PLN harus bergantung dari dana iuran atau saweran industri batu bara?" kata dia.

Baca: PLN Pastikan Tarif Listrik Tak Naik Akibat Melemahnya Rupiah

Karena itu YLKI mendesak agar Luhut membatalkan wacana tersebut demi kepentingan yang lebih besar dan lebih luas, yakni masyarakat selaku konsumen listrik di Indonesia. Dia mewanti-wanti agar pemerintah tidak membuat kebijakan yang pada akhirnya merugikan konsumen dan membuat tarif listrik naik. "Jangan sampai formulasi ini memberatkan finansial PT PLN, dan kemudian berdampak buruk pada pelayanan dan keandalan PT PLN kepada konsumen listrik," kata Tulus lagi.

Berita terkait

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

1 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

2 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PLN dan Huawei Bekerja Sama dalam Proyek JIC, Dukung Transformasi Energi

3 hari lalu

PLN dan Huawei Bekerja Sama dalam Proyek JIC, Dukung Transformasi Energi

PT PLN (Persero) dan PT Huawei Tech Investment berkolaborasi dalam Joint Innovation Center (JIC). Proyek itu untuk memperkuat transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi PLN dan Huawei Kembangkan Joint Innovation Center

3 hari lalu

Kolaborasi PLN dan Huawei Kembangkan Joint Innovation Center

Kolaborasi Joint Innovation Center (JIC) dengan PT Huawei Tech Investment yang akan menjadi salah satu fondasi pengembangan teknologi ketenagalistrikan baru di bidang ICT.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

6 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Kawasan Mandalika Terlistriki Energi Hijau, Beli REC dari PLN

6 hari lalu

Kawasan Mandalika Terlistriki Energi Hijau, Beli REC dari PLN

PLN NTB meneken Perjanjian Jual Beli Sertifikat Energi Terbarukan dengan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.

Baca Selengkapnya

ITPLN Perpanjang Waktu Penerimaan Calon Mahasiswa

7 hari lalu

ITPLN Perpanjang Waktu Penerimaan Calon Mahasiswa

Institut Teknologi PLN (ITPLN) mengumumkan perpanjangan masa penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025 hingga 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

PLN Pulihkan Pasokan Listrik Pascaerupsi Gunung Ruang

7 hari lalu

PLN Pulihkan Pasokan Listrik Pascaerupsi Gunung Ruang

PT PLN (Persero) berhasil memulihkan pasokan listrik Pulau Tagulandang yang terdampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara

Baca Selengkapnya